Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

PPKM Usai dan Menanti 'Tuah' Erzaldi

Mediaindonesia.com
29/7/2021 13:00
PPKM Usai dan Menanti 'Tuah' Erzaldi
Gubernur Babel Erzaldi Rosman.(DOK IKP KOMINFO BABEL)

DALAM satu kesempatan berbicara di depan forum resmi, tepatnya pekan lalu saat Pemerintah Pusat mengeluarkan pengumuman bahwa 3 daerah di Babel harus melaksanakan PPKM, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman berbicara mengenai perasaan hatinya. 

"Saya tidak tega mendengar Babel masuk PPKM IV, bagaimana ketika semua harus ditutup karena lonjakan pasien positif. Padahal, ekonomi Babel naik, kenaikannya mencapai 5%," kata Erzaldi. 

Wajar, jika pria yang dua kali berturut-turut menjadi Bupati di Bangka Tengah ini mencurahkan kegelisahannya. Karena secara keseluruhan tahun, pertumbuhan ekonomi di Bangka Belitung pada tahun 2021 meningkat dari tahun 2020. Itu karena pulihnya aktivitas ekonomi masyarakat di masa pandemi. 

Baca Juga: Akhir Juli 2021, Pendistribusian Bantuan PPKM Ditargetkan Selesai

Mulai Februari 2021 saja, Bank Indonesia (BI) telah merilis bahwa Babel mengalami peningkatan di triwulan pertama 2021 yaitu sebesar 0,98% dan triwulan ke dua yaitu sebesar 1,5-2,5%. 

Kini, provinsi ini harus menerima ditetapkan masuk sebagai 19 provinsi yang harus menjalankan PPKM. Yang artinya, semua kegiatan harus kembali dibatasi. 

Lebih dalam lagi, penunjukan PPKM oleh Pemerintah Pusat itu membuat berbagai usaha keras membangkitkan sektor ekonomi yang telah dilakukan Gubernur Erzaldi bersama jajarannya, dibantu oleh masyarakat selama masa pandemi lebih dari setahun itu, kembali ke titik awal. 

Namun, benar kata Gubernur Erzaldi di setiap kesempatan bicara di depan masyarakat, jika pasrah-pasrah saja dan enggan berpikir kreatif, jangankan berharap ekonomi membaik, bisa bertahan saja sudah bagus. Itulah yang ia lakukan selama mengawasi PPKM di seluruh wilayah kekuasaannya, membangkitkan kembali semangat yang sempat redup. 

Baca Juga: Walau Krisis Anggaran, Babel Bayar Insentif Tenaga Kesehatan

Menurut Kepala Biro Perekonomian Babel, Ahmad Yani, pertumbuhan ekonomi Babel tahun ini sebesar 3,5%-5% karena memang produk-produk ekspor Babel sedang meningkat tajam. Seperti, timah, karet, sawit, dan didukung produk-produk lain, khususnya lada putih. 

"Ini perkiraan dan ramalan dari BI melihat indikator ekonomi. Pertumbuhan ekonomi berkisar 3,5% - 5% melihat pertumbuhan ekonomi nasional 5% sampai 7% yang disampaikan Presiden RI," jelasnya. 

Naiknya ekonomi Babel sebelum PPKM, didukung juga dengan beberapa kondisi UMKM Babel yang terdorong untuk bisa melakukan ekspor. Seperti beberapa waktu yang lalu, pengiriman produk IKM getas ke Singapura yang didukung oleh Garuda Indonesia. Selain sebetulnya porang, jahe merah, dan nanas siap untuk dikembangkan oleh masyarakat UMKM di Babel. 

"Kita berharap sekali ini cepat normal, agar pertumbuhan ekonomi kita minimal bisa bertahan di angka 1% atau 2%," harapnya. 

 
Menjaga kestabilan ekonomi saat PPKM diberlakukan 
Dengan adanya PPKM ini, seperti yang disampaikan Gubernur Erzaldi, kondisi ini memang sangat memprihatinkan. Namun Gubernur Erzaldi selalu menekankan agar masyarakat tidak perlu kendor. 

Ahmad Yani setuju. Ia menegaskan pemerintah tentu terus menyikapi bagaimana agar ekonomi Babel tetap stabil dengan kebijakan-kebijakan yang berpihak pada masyarakat. 

"Semua pihak termasuk pemerintah kabupaten/kota mulai dari Diskominfo hingga BPBD masing-masing segera menyosialisasikan PPKM ini, bagaimana kita harus tetap berkolaborasi antar kabupaten/kota untuk stabilitas ekonomi kita," ungkapnya. 

Masyarakat diharapkan juga dapat mengikuti PPKM ini karena mau tidak mau harus dijalankan agar tidak berkelanjutan penerapannya. 

"Prokes Covid-19 untuk dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga kita tidak perlu berlama-lama dalam kondisi PPKM, apabila PPKM selesai, pemulihan ekonomi juga bisa diusahakan cepat," ungkapnya lagi. (RO/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya