Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Puluhan Resto Tumbang, Pemkot Bandung Dinilai Kurang Perhatian

Bayu Anggoro
28/7/2021 20:50
Puluhan Resto Tumbang, Pemkot Bandung Dinilai Kurang Perhatian
Suasana salah satu kafe di Kota Bandung(ANTARA/Raisan Al Farisi)

Puluhan restoran dan kafe di Kota Bandung terpaksa harus tutup  akibat ketidakmampuan membiayai operasional. Selama pandemi virus korona ini, para pengelola mengalami kerugian sehingga harus mengakhiri usaha mereka.

Ketua Harian Asosiasi Kafe dan Restoran (AKAR), Gan Bonddilie,
mengatakan, pandemi covid-19 yang berlangsung hingga 17 bulan telah
meluluh lantahkan sektor usaha kafe dan restoran. Akibatnya, satu per
satu pengelola mulai menutup usahanya karena kehabisan modal.

"Berbagai upaya telah dilakukan untuk bisa bertahan. Namun satu persatu
bahkan sudah puluhan usaha kafe dan restoran di Jawa Barat sudah tutup
dengan kerugian yang besar," katanya di Bandung, Rabu (28/7).

Dia menjelaskan, selama ini pihaknya selalu berkoordinasi dengan pihak
terkait untuk meminimalkan dampak pandemi ini. Salah satu bentuk usaha
yang dilakukannya dengan selalu melakukan koordinasi dengan pemerintah,
khususnya Pemerintah Kota Bandung.

"Baik yang bersifat laporan ataupun pengajuan, tuntutan. Kita sudah
menyampaikan banyak hal baik secara tertulis maupun lisan," ujarnya.

Dia menilai, selama ini Pemerintah Kota Bandung minim perhatian terhadap pelaku usaha sepertinya. Salah satunya karena tidak pernah diajak berdiskusi sebelum menentukan kebijakan.

"Hingga saat ini kita selaku pengusaha kafe dan restoran di Kota Bandung tidak pernah diajak untuk berdiskusi," ucapnya.

Terlebih, dia menilai peraturan wali kota terkait PPKM tidak berpihak kepadanya.

"Secara aturan kafe dan restoran itu sudah melakukan yang dianjurkan
oleh pemerintah, mulai dari protokol kesehatan yang sangat ketat,"
ucapnya.

Selain itu, selama ini banyak anggotanya yang sudah  mengeluarkan biaya mahal untuk menyediakan alat-alat protokol kesehatan.

"Untuk apa kita beli alat-alat pencegahan penyebaran covid sampai
mengeluarkan dana belasan juta, tapi tidak bisa dine in," katanya.

Sementara di misi lain, menurutnya pedagang warung makan PKL tidak
serius dalam menerapkan protokol kesehatan. "Tapi apakah warung makan PKL sudah melakukan dengan baik?" ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya akan beraksi dengan mengibarkan bendera putih. "Insya Allah dua hari ke depan 600 restoran dan 500 hotel yang tergabung  dengan kita akan serentak mengibarkan bendera putih. Sebagai tanda protes kepada pemerintah yang tidak peduli terhadap kita," katanya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya