Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
PEMERINTAH Kota (Pemkot) Tegal Jawa Tengah, akan memberikan pelatihan terlebih dahulu sebelum melaksanakan vaksinasi terhadap calon tenaga vaksinasi yang berasal dari kampus keperawatan yang bekerja sama dengan Pemkot Tegal.
Hal itu disampaikan Wali Kota Tegal, H. Dedy Yon Supriyono, saat memimpin langsung rapat percepatan vaksinasi Covid-19 di Ruang Adipura Komplek Balaikota Kota Tegal, Selasa (13/7/2021).
"Perlu saya sampaikan bahwa penanganan Covid-19 tanggung jawab bersama, bukan saja pemerintah tapi juga aparat TNI/Polri dan seluruh elemen masyarakat," ujar Dedy.
Dedy menyebut penanganan Covid-19 merupakan panggilan jiwa untuk bangsa dan negara. "Tentu semuanya berharap pandemi Covid-19 bisa cepat berakhir," ucap Dedy.
Dedy megaku jika hanya mengandalkan tenaga medis yang ada di Kota Tegal percepatan vaksinasi dalam waktu cepat tidak mungkin bisa terwujud. "Kalau untuk vaksinasi hanya mengandalkan tenaga medis yang ada di Kota Tegal kewalahan. Tidak mungkin, ini saja tenaga yang baru-baru sudah ditempatkan di seluruh kelurahan," tuturnya.
Ia menerangkan Kota Tegal dengan gerai vaksin sebanyak seribu titik, merupakan percepatan yang sangat luar biasa dan tidak bisa kalau hanya mengandalkan rumah sakit, Puskesmas dan poliklinik.
"Di Kota Tegal rumah sakit hanya ada tiga, RSUD Kardinah, Rumah Sakit Islam (RSI) dan RS Mitra Keluarga dan delapan Puskesmas dengan empat poliklinik yang disetujui melalui seleksi, ini tidak cukup," terangnya.
Wali Kota menjelaskan untuk menghindari kerumunan akan melibatkan seluruh elemen masyarakat untuk mewujudkan seribu gerai vaksin. "Makanya saya berharap dengan seribu gerai vaksin itu nanti seluruh tempat tidak boleh satu titik. Mulai dari Balai Kota, Koramil, Polsek semuanya dilibatkan," jelasnya.
Menurut Dedy pekerjaan rumah vaksinasi masih banyak, baru 31%. Meski di Jawa Tengah selalu di tiga besar tapi target nasional harus dipercepat. "Kemarin saya laporkan kepada pak gubernur dan Kodam IV/Diponegoro bahwa Kota Tegal ini prioritas," pungkasnya. (JI/OL-10)
Saat ibunya diimunisasi maka zat antibodi-nya akan bisa masuk melalui plasenta dan saluran tali pusar ke si bayi
Masalah stunting di Indonesia belum kunjung reda. Namun, infeksi tersembunyi seperti Respiratory Syncytial Virus (RSV) ternyata bisa memicu lahirnya bayi stunting.
Hepatitis B merupakan infeksi virus yang menyerang hati dan dapat bersifat akut maupun kronis.
Vaksin memiliki beragam manfaat, antara lain untuk melindungi anak dari berbagai macam penyakit berbahaya seperti polio serta mencegah komplikasi berat yang dapat menyebabkan kecacatan.
Vaksin HPV yang selama ini dikenal sebagai perlindungan utama terhadap kanker serviks pada perempuan, kini direkomendasikan juga untuk anak laki-lak
Akses layanan imunisasi yang terbatas, pasokan vaksin yang terganggu, konflik, situasi kemanusiaan yang sulit menjadi faktot bayi belum diimunisasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved