Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Sopir Taksi Online Jangan Angkut Pasien Covid-19

Bagus Suryo
13/7/2021 14:40
Sopir Taksi Online Jangan Angkut Pasien Covid-19
Taksi daring berpenyekat.(Antara)

DINAS Kesehatan Kota Malang, Jawa Timur, menyarankan sebaiknya para pengemudi taksi online tidak mengangkut pasien dan jenazah covid-19. Pasalnya, risiko penularan virus sangat tinggi.

Kini, 9 orang petugas Public Safety Center (PSC) Kota Malang terpapar covid-19. Kegiatan preventif seperti ini penting dilakukan supaya mencegah jangan sampai ada kegiatan kerumunangas menjemput dan evakuasi pasien covid-19.

"Sopir taksi online kalau mengangkut jenazah dan pasien covid sebaiknya jangan. Penularan risiko tinggi. Sembilan petugas PSC saja banyak yang positif covid," tegas Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Malang Umar Usman akrab disapa Gus Umar, Selasa (6/7).

Gus Umar tidak melarang juga tidak menganjurkan."Kalau tidak ada ambulans, ya gimana lagi," imbuhnya.

Faktanya, Kota Malang kekurangan tenaga PSC yang mengantar jenazah ke pemakaman dan mengambil pasien dari rumah warga ke rumah sakit. Karena itu, Dinkes merekrut 40 orang sebagai tim penjemputan dan evakuasi. "Tapi target itu belum tercapai," katanya.

Saat ini, jumlah ambulans yang siaga di PSC ada 6 unit. Satu unit ambulans emergensi dan lima ambulans yang bergerak setiap hari menjemput pasien ke rumah sakit dan mengantar jenazah ke pemakaman. Akibat banyak petugas yang terpapar covid-19, berdampak pada terganggunya operasional ambulans.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang Wahyu Setianto mengatakan petugas memakamkan jenazah pasien covid-19 rata-rata 50 jenazah per hari. Sementara petugas pemulasaran pemakaman sangat minim, sehingga harus antre.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Arbani Mukti Wibowo menyatakan para sopir taksi online yang mengantar pasien covid ke rumah sakit harus ekstra hati-hati. Risikonya sangat tinggi tertular. Karena itu ia menyarankan para sopir harus mematuhi protokol kesehatan.

"Kami tekankan harus hati-hati, jangan sampai pengemudi ojek online terpapar atau justru OTG yang akhirnya menular lebih luas," ujar Arbani.

Itu sebabnya semua sopir ojek online harus menyemprotkan cairan disinfektan seusai mengangkut penumpang. Semua angkutan massal, lanjutnya, ada aturan protokol kesehatannya, hanya boleh mengangkut 50% dari total kapasitas. Adapun taksi online yang sifatnya privat, habis mengangkut penumpang harus disemprot cairan disinfektan.

Arbani menjelaskan kondisi nakes terkini banyak yang isolasi mandiri. Mereka terpapar covid-19. Nakes di sejumlah puskesmas terpapar virus korona, yaitu puskesmas Lawang, Dau, Singosari, Pakis dan Tumpang.

Bahkan, sopir ambulans di puskesmas pun minim. Setiap puskesmas memang ada 2-3 ambulans, total semua ambulans 110 unit. Akan tetapi, sopirnya hanya satu di tiap puskesmas sehingga operasionalnya terbatas. Bila ada permintaan layanan ambulans untuk pasien covid-19, biasanya dilayani klinik atau puskesmas terdekat. Kondisi ini memaksa keluarga pasien covid-19 kerap menggunakan jasa taksi online untuk mengantar pasien ke rumah sakit. (BN/OL-10)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya