Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

BOR Ruang Isolasi Covid-19 RSUD Bangkalan Sudah 70 Persen

Mohammad Ghazi
14/6/2021 04:25
BOR Ruang Isolasi Covid-19 RSUD Bangkalan Sudah 70 Persen
Ilustrasi(ANTARA)

BED Occupancy Rate (BOR/rasio ketersdiaan tempat tidur pasien) di ruang isolasi RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu (Syamrabu) Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, hingga Minggu (13/6) sudah memcapai 70 persen. Dari 150 tempat tidur yang disiapkan, 105 sudah terisi.

Pihak RSUD Syamrabu, mengambil kebijakan melakukan rekrutmen tenaga kesehatan untuk mengurangi potensi kelelahan dari tenaga kesehatan yang sudah ada. Direktur RSUD Syamrabu, Nunuk Kristiani mengatakan pihaknya juga mendapatkan pasokan stok reagen PCR dari Kementerian Kesehatan, Bahan Medis Habis Pakai (BMHP),  Alat Pelindung Diri dan sokongan dana operasional. 

Selain itu, RSUD juga segera merujuk pasien yang disertai penyakit penyerta ke sejumlah RS penyangga, diantaranya ke RSUD dr. Soetomo, Rumah Sakit Lapangan Indramayu (RSLI) dan RS. Haji di Surabaya. Selain untuk mengurangi rasio BOR, langkah itu dilakukan agar pasien segera mendapatkan penanganan yang memadai.

Beberapa hari terakhir, terjadi lonjakan kasus baru di Bangkalan, yang sebagian besar masuk dalam kategori klaster keluarga. Berdasar data di Satgas Covid-19 setempat, terjadi penambahan kasus baru sebanyak 297, hingga total jumlah warga yang dinyatakan positif sejak pascalebaran mencapai 540 orang.

Sebagian besar pasien yang masuk, sudah dalam kondisi sedang dan parah dengan gejala sesak nafas akut. Bahkan sebagian sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri. "Sedikit sekali yang datang dalam komdisi ringan.  Yang datang ke RSUD kami rata-rata sudah dalam kondisi terlambat," kata Nunuk.

Kepala Dinkes Bangkalan, Sudiyo mengatakan kesadaran masyarakat untuk segera memeriksakan keluarganya yang mengalami gejala terpapar Covid-19 masih sangat rendah. Hal tersebut ikut memacu peningkatan jumlah kasus dan tingginya angka kematian akibat Covid-19 di Bangkalan. 

Hal tersebut berpotensi menimbulkan penularan akibat tidak dilakukan isolasi serta lambatnya penanganan medis. "Kami mengintesifkan sosialisasi hingga ketingkat paling bawah di masyarakat untuk membangun keaadaran," kata Sudiyo. (OL-15) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya