Polantas Ditusuk Saat Bertugas, Pelaku Ngaku Ingin Jadi Teroris

Dwi Apriani
05/6/2021 13:59
Polantas Ditusuk Saat Bertugas, Pelaku Ngaku Ingin Jadi Teroris
Kapolda Sumsel Irjen Pol Indra Eko Heri menjenguk anggota polantas Polrestabes Palembang yang diserang teroris, Sabtu (6/6/2021)(MI/Dwi Apriani)

SEORANG anggota Polisi Lalu lintas, Polrestabes Palembang, Bripka Ridho Oktonardo ditusuk pria misterius saat sedang bertugas. Meski menderita beberapa luka tusuk, Kapolda Sumsel Eko Indra Heri menyebut kondisi anggotanya kini membaik dan sudah sadar. Bripka Ridho mengalami luka tusuk leher dan bahu.

"Korban saat ini dalam kondisi sadar dan terdapat luka dileher dan bahu kanan, serta ditangan," kata Kapolda Sumsel, Irjen Eko Indra Heri, Sabtu (5/6).

Ia mengatakan, kedatangannya ke rumah sakit guna memberikan semangat terhadap korban penusukan yang merupakan anggotanya itu.

"Kita memberikan support penuh kepada korban dan istri Bripka Ridho Oktonardo, semoga korban cepat sembuh dan bisa kembali bergabung dengan keluarga," ungkap Eko.

Diketahui, pelaku penusukan terhadap Ridho Oktonardo bernama M Ikhsan (34), dari jaringan amalia dan pernah jadi tahanan kasus teroris tahun 2013 di Jakarta. Menanggapi kabar itu, Kapolda Sumsel mengatakan pihaknya masih mendalami motif. Termasuk dugaan keterlibatan dengan jaringan teroris.

"Kita masih dalami (dugaan pelaku jaringan teroris). Tim masih bekerja di lapangan untuk ungkap latar belakang, motif dan sebagainya," kata dia.

Kasat Reskrim Polrestabes Palembang, Kompol Tri Wahyudi menambahkan penyerangan di Pos Polisi terjadi Jumat (4/6) sore. Pelaku sudah diamankan dan kini diperiksa intensif di Polda Sumsel.

M Ikhsan pelaku penusukan mengaku nekat menusuk korban karena terobsesi ingin menjadi teroris. "Saya itu cuma pengen menjadi teroris, mangkanya saya nekat nusuk polisi itu. Saya ingin jadi teroris karena terinspirasi internet," ujar dia.

Ikhsan menepis isu, kalau kejadian itu dipicu persoalan tilang (bukti pelanggaran) lalu lintas yang ia perbuat sebelumnya.

"Bukan karena tilang saya menusuk dia (anggota polantas), saya tidak pernah ditilang, saya ini ingin jadi teroris. Saya masih belajar, ingin buka jaringan sendiri (baru)," imbuhnya.

Ia tetap bersikeras bahwa tujuan  sebenarnya adalah pelaku ingin mengambil senjata api milik Bripka Ridho. Karena ada perlawanan, pelaku akhirnya nekat melakukan aksi penusukan.

"Saya ingin mengambil pistol polisi itu untuk aksi teroris, buat jaga-jaga. Karena dia melawan mangkanya saya tusuk tiga kali. Saya bawa tiga pisau beli di dekat rumah saya di daerah Kenten Laut, Banyuasin," bebernya.

Ketika disinggung keterlibatannya dalam jaringan teoris amaliyah dan pernah ditahan di Nusa Kambangan tahun 2013 lalu terkait kasus terorisme, dia membenarkan namun tidak seluruhnya.

"Memang saya pernah ditahan 2 minggu di Mako Brimob Jakarta. Di tahun 2014, 3 bulan di Nusa Kambangan kasus terorisme, bukan jaringan amaliyah. Tapi sebenarnya itu fitnah," jelasnya. (N-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya