Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SEBAGAI negara yang dikelilingi gunung berapi, Indonesia sejatinya punya tanah yang subur. Berbagai tanaman yang ditanam akan bertumbuh. Sayangnya, kebanyak petani di Indonesia masih terpaku dengan dengan cara konvensional. Akibatnya hasil tanam mereka tidak pernah meningkat pesat.
Untuk itu Mondelez International, Inc dan Olam Food Ingredients (OFI) selaku pemasok biji dan bahan kakao berkolaborasi untuk menciptakan pertanian kakao komersial terbesar dan paling berkelanjutan di dunia, yang berlokasi di Indonesia. Proyek ini dibangun berdasarkan pengalaman Mondelez Internasional pada program pengelolaan sumber daya kakao yang berkelanjutan, yaitu Cocoa Life, dan target berkelanjutan dari OFI, yaitu Cocoa Compass, guna menguji coba berbagai pendekatan yang terukur pada pertanian kakao komersial di masa depan.
Baca juga: Maret 2021, Harga Referensi CPO Naik dan Biji Kakao Turun
Proyek yang berlokasi di pulau Seram, Maluku itu menggunakan berbagai inovasi teknologi iklim dan pengetahuan tanaman kakao terbaru, mulai dari pemasangan sensor di lapangan hingga penggunaan sistem irigasi canggih. Model pertanian kakao terbaru itu akan menjadi cetak biru praktik pertanian kakao yang modern dan profesional, penggunaan lahan secara optimal, dan perencanaan komunitas pertanian yang berpotensi untuk dapat direplikasi di berbagai wilayah.
Diungkapkan Senior Vice President, Global Supply Chain & Chief Procurement Officer Mondelez International, Quentin Roach, permintaan kakao terus meningkat di seluruh Asia, hingga menjadi yang terbesar kedua di dunia. Indonesia sendiri merupakan negara penghasil kakao terbesar di kawasan ini. Namun, para petani kakao di Indonesia masih harus berjuang dengan suhu iklim yang meningkat, hasil panen yang rendah, dan berbagai penyakit tanaman. Dengan menggabungkan keahlian mereka dalam penelitian dan pengembangan penanaman kakao, pengelolaan pertanian kakao berkelanjutan, serta praktik pertanian terbaik, Mondelez dan OFI berupaya mengatasi masalah petani kakao dengan meningkatkan mata pencaharian petani, memberdayakan masyarakat, dan memulihkan produktivitas lingkungan dari yang sebelumnya mengalami deforestasi lahan.
Menurut Roach ada banyak manfaat dari kemitraan itu. Pertama terciptanya 700 lapangan pekerjaan bagi penduduk lokal. Pohon pelindung hutan dan pohon buah-buahan untuk menciptakan keanekaragaman hayati. Fasilitas pembibitan yang dapat menumbuhkan satu juta bibit kakao unggul setiap tahun. Kemudian akses untuk perawatan kesehatan dan pendidikan untuk semua karyawan dan keluarganya, serta fasilitas umum seperti perumahan, listrik, air, penitipan anak, dan toko koperasi untuk 200 keluarga yang tinggal di lokasi perkebunan.
”sebagai salah satu perusahaan cokelat terkemuka di dunia, kami memiliki misi untuk mengolah kakao secara tepat dan memastikan terciptanya pasokan kakao yang berkelanjutan di masa depan sebagai bahan baku yang penting untuk bisnis kami. Berbekal pengalaman selama sembilan tahun dalam upaya meningkatkan mata pencaharian petani dan pengurangan dampak lingkungan dari pertanian kakao melalui program pengelolaan sumber daya kakao yang berkelanjutan Cocoa Life, kami bersemangat untuk berkolaborasi memanfaatkan pengetahuan untuk menciptakan pasokan bahan baku yang berkelanjutan dengan solusi yang disesuaikan per wilayah," papar Roach.
"Merupakan potensi yang menarik dan langkah penting bagi kami untuk memimpin terciptanya pasokan kakao yang berkelanjutan dan tangguh di masa depan dengan berinovasi melalui kemitraan dengan pemasok kami, mengeksplorasi cara untuk menghasilkan hasil panen yang tinggi, mengembalikan hutan, serta menghasilkan pendapatan bagi petani melalui sebuah pertanian kakao komersial terbesar. Inisiatif ini sejalan dengan program Cocoa Life Mondelez International yang ada di Indonesia dan pusat penelitian kakao kami di Pasuruan Jawa Timur, yang didirikan untuk mendukung praktik pertanian kakao berkelanjutan dan mendorong perubahan positif bagi petani dan masyarakat di wilayah tersebut,” lanjutnya.
Gerard A. Manley, CEO OFI Cocoa Business menjelaskan kemitraan ini merupakan terobosan yang tepat untuk mengubah masa depan pertanian kakao di Indonesia. "Kami berterima kasih kepada pemerintah Indonesia dan pemerintah daerah atas dukungan yang diberikan. Sejak kali pertama kami meluncurkan program keberlanjutan di Indonesia lebih dari 16 tahun yang lalu, kami telah berkomitmen untuk mendukung petani kakao Indonesia sekaligus menjaga lingkungan."
"Kami menegaskan kembali komitmen ini melalui akuisisi kami pada tahun 2019 kepada pengolah kakao terbesar di Indonesia yaitu BT Cocoa, guna menghubungkan keseluruhan rantai pasokan dari biji kakao hingga menjadi bahan baku kakao siap pakai,” Jelas Gerard.
Prashant Peres, President Director Mondelez Indonesia menjelaskan, program kemitraan ini semakim memperkukuh komitmen Mondelez International untuk terus berinvestasi di Indonesia dan bertumbuh bersama masyarakat Indonesia. “Setelah meluncurkan pusat penelitian kakao di Pasuruan Jawa Timur tahun lalu, kami berharap hadirnya program ini semakin memperkuat momentum untuk mengembangkan teknologi pertanian kakao yang inovatif, efektif, serta ramah lingkungan yang nantinya dapat mendorong berkembangnya sektor kakao yang berkelanjutan di Indonesia,” kata Prashant. (RO/A-1)
Kolaborasi ini membantu pelaku industri dan petani komoditas kopi dan kakao untuk memenuhi poin-poin keberlanjutan agar komoditas dapat diekspor dan diterima pasar global.
Riset yang terbatas dan transfer teknologi yang kurang optimal menyebabkan produktivitas kakao hanya mencapai sepersepuluh dari potensi maksimalnya.
Proses pascapanen pun terbilang sederhana. Petani hanya perlu menjemur biji kakao selama lima hari untuk mengurangi kadar air.
Cocoa Life menggelar workshop bertema Mendorong Lanskap Agroforestri Kakao Berkelanjutan untuk mendorong upaya perlindungan hutan dan praktik berkebun kakao berkelanjutan.
PEMANFAATAN lahan bekas tambang dengan penanaman bibit kakao jadi salah satu opsi untuk membuat area tersebut berfungsi dan bernilai guna bagi masyarakat.
Harga biji gabah kakao kering jemur (non fermentasi) ditingkat petani ke pedagang pengumpul, Rp 80.000/kg (kilogram). Harga tersebut lebih murah dari tiga pekan lalu Rp 100.000/kg.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved