Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
RATUSAN orang nelayan yang tersebar ditujuh kabupaten/kota di Bengkulu, berhenti melaut akibat cuaca ekstrem di samudera Hindia dan perairan di Provinsi Bengkulu, selama sepekan terakhir.
Yakni di kabupaten/kota, Bengkulu, yakni Mukomuko, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Kaur, Bengkulu Selatan, Seluma, dan Kota Bengkulu, merupakan perairan yang langsung berhadapan dengan Samudera Hindia.
Buyung, 39, nelayan di Desa Pondok Kelapa, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu, mengatakan, kondisi cuaca yang tak menentu selama sepekan terakhir sebagian nelayan lebih baik menepikan perahunya.
"Sudah sepekan ini nelayan tidak melaut sedangkan sumber mata pencarian hidup sehari-hari nelayan hanya menangkap ikan dengan kondisi seperti ini maka penghasilan tidak ada hanya menganggur saja di rumah," imbuhnya.
Untuk sekali turun melaut, kata dia, dibutuhkan biaya Rp150 ribu untuk BBM dan operasional. Sekali melaut para nelayan, membawa sebanyak tiga orang nelayan untuk membantu menjaring karena jaring ikan yang dibawa mencapai belasan jaring dengan cara diupah.
Jhon, 37, nelayan di Kelurahan Malabero, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu, Bengkulu, mengatakan, sudah sepekan terakhir berhenti melaut karena gelombang tinggi dan juga demi keselamatan.
"Nelayan sudah satu pelan terakhir tidak turun melaut mencari ikan akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi di samudera Hindia dapat membahayakan keselamatan," katanya.
Jika paksakan untuk melaut, kata dia, akan berpengaruh terhadap keselamatan dan dalam kondisi seperti ini nelayan jarang mendapatkan ikan.
Saat ini nelayan yang lain banyak yang menganggur dan sambil menunggu cuaca baik sebagian nelayan memperbaiki alat tangkap atau menjadi buruh bangunan.
Sementara itu, Stasiun BMKG Bengkulu, perkiraan cuaca hujan dan angin kencang saat ini akan berlangsung hingga minggu mendatang.
Saat ini BMKG telah mengimbau kepada nelayan dan masyarakat di Provinsi Bengkulu, agar selalu waspada dan terutama para nelayan untuk sementara tidak melaut. (OL-13)
Baca Juga: Nelayan Jarang Melaut, Harga Ikan Laut di Kota Palu Melambung
HARGA berbagai jenis ikan di Provinsi Aceh sudah sekitar dua bulan terakhir bertahan tinggi.
Selama ini, perbaikan kapal bagi nelayan di Pulau Sabira bukan perkara mudah. Akses yang terbatas mengakibatkan biaya yang dikeluarkan tidak sedikit karena harus dilakukan di pulau lain.
Dukungan itu sekaligus pengakuan internasional atas komitmen program dalam mengatasi masalah limbah pesisir sekaligus pemberdayaan komunitas.
KEPALA Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menawarkan beasiswa kepada 5 anak nelayan di Kp. Ciwaru, Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.
SEBANYAK 50 Ketua DPD KNTI se-Sumatra dan Koperasi Perikanan melaksanakan Rapat Konsolidasi penguatan simpul jaringan koperasi perikanan di wilayah Sumatra dan Kepulauan Riau.
Pemerintah menegaskan bahwa penerimaan negara dari sektor perikanan melalui skema Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) harus berlandaskan prinsip keadilan sosial.
WAKIL Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Bengkulu, khususnya Kabupaten Lebong (10/8).
PT Global Inovasi Maju (GIM), bagian dari Farmaklik Group, melepas ekspor kopi robusta Rejang Lebong ke pasar internasional.
OKNUM ASN berinisial L yang bertugas di Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kota Bengkulu diduga melakukan kekerasan seksual terhadap anak berusia 14 tahun.
Dikbud juga akan menyalurkan siswa tersebut ke sekolah yang memiliki kuota jika peserta didik tidak mendapatkan sekolah.
Acara pelantikan ini menjadi momen penting bagi para tenaga honorer dan tenaga kerja non-ASN yang selama ini telah berkontribusi dalam pelayanan publik di Kota Bengkulu.
Dengan konsumsi masyarakat Kabupaten Mukomuko, lanjut dia, yang hanya 20 ribu ton per tahun, maka terdapat surplus sekitar 20 ribu ton beras.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved