Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Jawa Barat Targetkan Cetak 100 Ribu Petani Baru

Bayu Anggoro
26/3/2021 16:25
Jawa Barat Targetkan Cetak 100 Ribu Petani Baru
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berdialog dengan sejumlah petani milenial di Kabupaten Bandung Barat.(ANTARA/Novrian Arbi)

UBERNUR Jawa Barat Ridwan Kamil menargetkan lahirnya 100 ribu petani baru hingga akhir masa jabatannya pada 2023 mendatang. Petani baru berasal dari kalangan muda, berusia antara 19-35 tahun.

Hal ini disampaikan Emil saat meluncurkan program Petani Milenial tahap
pertama di kawasan pertanian Kampung Pasirangling, Desa Suntenjaya,
Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (26/3). Program ini ia gulirkan bekerja sama dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberdayakan penduduk mudanya untuk menggarap lahan-lahan yang ada khususnya milik pemerintah. "Pertanian ini masa depan, sudah teruji oleh pandemi. Hanya bisnis pangan dan digital yang tumbuhnya tinggi, di saat sektor ekonomi lain turun," kata Emil.

Menurut dia, tahun ini pemprov menyiapkan sekitar 5.000 petani
berusia muda untuk diberdayakan. Pemilihan generasi muda ini dilakukan
agar Jawa Barat tidak kehilangan petani di masa yang akan datang.

Terlebih, tambahnya, Jawa Barat memiliki lahan yang subur sehingga
pertanian menjadi sektor yang sangat strategis. Dengan memilih anak muda, Emil memastikan adanya penggunaan teknologi pada sektor pertanian.

"Harus pakai teknologi. Ini bisa menaikkan produktivitas. Tanah subur,
teknologi. Juga mengubah persepsi jangan menganggap urusan duit hadir di kota saja," kata Emil.

Ia pun berharap petani milenial ini mampu menyerap tenaga kerja yang signifikan.

Dalam menggagas program ini, Emil menyebut peran pemerintah sangat
besar. Pihaknya menyiapkan lahan yang siap untuk digarap para petani
milenial.

"Kami (Pemerintah Provinsi Jawa Barat) miliki 10 ribu hektare yang akan
kami kendalikan. Kalau ditambah dengan HGU-HGU kosong, itu juta-juta
hektare," katanya.

Selain menyiapkan lahan yang akan digarap, pihaknya pun memfasilitasi
akses modal bersama sejumlah perbankan terutama bank bjb. Tidak hanya
itu, lanjut Emil, pemerintah pun membantu penyerapan hasil panen dengan
membuka pasar selebar-lebarnya.

"Kita memperbanyak forum pembeli, seperti tani hub. Ini bisnis masa
depan," katanya.

Dengan membantu pendistribusian khususnya secara digital, Emil meyakini
mampu memutus mata rantai distribusi sehingga mampu menekan harga
barang. "Ini akan memutus tengkulak-tengkulak karena bisa membeli
langsung dari petani. Harga jual dari petani bisa lebih tinggi, tapi
harga beli oleh konsumen bisa lebih murah," katanya.

Lebih lanjut mantan Wali Kota Bandung itu menegaskan jika program ini berhasil, akan menjadi percontohan dalam merevitalisasi pertanian dalam negeri. Oleh karena itu, dia meminta bupati/wali kotauntuk bersama-sama mendukung program tersebut.

"Ini juga bisa digerakkan oleh bupati/wali kota. Mudah-mudahan ke
depannya tidak ada impor pangan," ujarnya.

Siapkan lahan

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Provinsi Jawa Barat
menyiapkan lahan hingga 40 hektare untuk mendukung program Petani
Milenial pada tahap pertama. Nantinya, lahan yang terletak di Cikadu,
Kabupaten Cianjur itu akan digunakan untuk bertani hortikultura salah
satunya ubi jalar.

Kepala DTPH Jawa Barat Dadan Hidayat mengatakan, dari target 5.000
petani milenial pada tahap pertama ini, pihaknya menerima 951 pendaftar
yang tertarik bertani hortikultura. Hingga saat ini proses seleksi masih berlangsung.

"Nanti 10 April hasilnya akan diumumkan," kata Dadan.

Dia memastikan pihaknya sudah mempersiapkan semua hal yang dibutuhkan terutama lahan. Saat ini, lahan seluas itupun merupakan milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang sudah siap digunakan.

Selain itu, untuk pertanian ubi jalar pihaknya sudah menyiapkan hingga ke proses pendistribusian di tingkat hilir. Ubi yang ditanam sudah memiliki pasar yakni domestik 30%, eskpor 30, dan olahan 40%.

Menurut dia, pihaknya sudah memiliki mitra yang mampu memproduksi 16 jenis olahan berbahan ubi jalar.

Terkait potensi yang akan dihasilkan, Dadan menyebut untuk 12 meter lahan pertanian ubi jalar di Lembang yang di bawah binaannya ini mampu menghasilkan Rp16 juta per panen. "Kami menyiapkan komoditas
pertanian yang memiliki peluang pasar yang mampu menyejahterakan petani. Memberikan rezeki kota," katanya.

Dia menambahkan, produktivitas yang baik ini dikarenakan penggunaan
teknologi. "Ada yang menggunakan budi daya dengan polybag. Ada juga yang menggunakan green house," katanya.

Bank Indonesia

Di tempat yang sama, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat
Herawanto mendukung langkah Emil yang merevitalisasi pertanian. Selain
kebutuhan pokok, menurutnya pangan sangat berpengaruh terhadap tingkat
inflasi.

Herawanto pun menyebut bahwa sektor pertanian merupakan salah satu
kekuatan ekonomi Jawa Barat. "Di Jawa Barat pertanian adalah sektor
ketiga penyumbang ekonomi. Di pandemi ini, pertanian terbukti tahan
banting," katanya. (N-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya