Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Produksi Padi di Cianjur Tahun Ini Ditargetkan 896 Ribu Ton

Benny Bastiandy
14/3/2021 13:00
Produksi Padi di Cianjur Tahun Ini Ditargetkan 896 Ribu Ton
Seorang petani di Desa Selajambe, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, sedang memanen padi, Minggu (14/3/2021).(Mi/Benny Bastiandy )

PRODUKSI gabah kering tahun ini di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat ditargetkan bisa mencapai 896 ribu ton. Target tersebut optimistis bisa tercapai mengingat tahun-tahun sebelumnya pun sejauh ini selalu melampaui pencapaian.

Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur, Mamad Nano menuturkan berbagai upaya dilakukan DKP3H Kabupaten Cianjur meningkatkan produksi padi. Pasalnya, pertanian masih menjadi satu di antara berbagai sektor yang berkontribusi terhadap pembangunan di Kabupaten Cianjur.

"Tahun ini target produksi kisaran 896 ribu ton gabah kering. Sedangkan pada 2019 lalu pencapaiannya mencapai 977 ribu ton," kata Nano kepada mediiaindonesia.com, Minggu (14/3).

Sementara untuk 2020, lanjut Nano, pencapai produksi padi atau gabah keringbelum nuncul. Pasalnya, dari aspek legalitas data resmi akan dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS).

"Untuk tahun 2020 belum muncul dari Badan Pusat Statistik karena yang mensurvei langsung," tegasnya.

Nano menuturkan target produksi tahun ini sebesar 896 ribu ton berasal dari luas tanam sebesar 121 ribu hektare. Sedangkan indeks pertanaman (IP) sebesar 2,13.

"IP di kita (Kabupaten Cianjur) itu belum mencapai 3. Idealnya IP kita bisa mencapai 3 atau dalam setahun 3 kali panen," jelas Nano.

Belum tercapainya IP sebesar 3, kata Nano, salah satunya dipicu masih ada sebagian lahan sawah yang merupakan tadah hujan. Terutama di wilayah selatan yang mayoritas mengandalkan hujan sebagai pengairan lahan persawahan.

"Yang eksisting menggunakan jaringan irigasi itu sekitar 40.500 hektare. Sedangkan hampir 26 ribuan lagi masih tadah hujan," ungkapnya.

baca juga: Distribusi Kebutuhan Pokok di Kalsel Mulai Normal

Nano menuturkan selama berlangsungnya curah hujan tinggi akhir-akhir ini, lahan pertanian, khususnya padi sawah yang terdampak bencana hidrometeorologi relatif sedikit. Ia mencontohkan seperti di Desa Batulawang Kecamatan Cipanas yang dilanda pergerakan tanah.

"Cukup sedikit (lahan sawah yang rusak) akibat bencana. Di Batulawang itu sekitar 5 hektare yang terdampak pergerakan tanah," pungkasnya. (OL-3)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya