Bendungan Jadi Senjata Entaskan NTT dari Kemiskinan

Andhika Prasetyo
23/2/2021 17:26
Bendungan Jadi Senjata Entaskan NTT dari Kemiskinan
Bendungan Tilong di Desa Oelnasi, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).(MI/PALCE AMALO)

DALAM enam tahun terakhir, tiga bendungan baru di Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah beroperasi.

Raknamo di Kupang menjadi yang pertama selesai, yakni di 2018. Disusul Rotiklot di Belu setahun berselang. Sekarang, giliran Napun Gete di Sikka yang siap digunakan secara penuh.

Baca juga: Kabupaten Cianjur Terapkan PSBM Selama Dua Pekan

Tidak hanya itu, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat masih dalam proses membangun empat bendungan lain di provinsi tersebut.

Dengan tersedianya tujuh bendungan yang direncanakan, NTT akan menjadi provinsi yang memiliki bendungan terbanyak di Indonesia.

Presiden Joko Widodo mengungkapkan pembangunan infrastruktur air secara besar-besaran di NTT bukan tanpa alasan.

Pada masa-masa awal menjabat sebagai kepala negara, setiap kali ia berkunjung ke provinsi tersebut, sebagian besar masyarakat setempat memiliki satu permintaan yang seragam, yakni bendungan.

"Setiap saya datang ke NTT awal-awal lalu, selalu yang diminta adalah bendungan, yang diminta adalah waduk. Permintaan itu adalah betul," ujar Jokowi saat meresmikan Bendungan Napun Gete di Sikka, NTT, Selasa (23/2).

Di kawasan yang sangat kering, air memang menjadi kunci kemakmuran. Begitu ada air, tanaman akan bisa tumbuh subur. Hewan-hewan ternak juga bisa dibudidayakan dengan baik.

"Buah dari tanaman bisa dipetik. Daunnya bisa dipakai untuk pakan ternak karena NTT adalah salah satu sentra peternakan nasional," tuturnya.

Jokowi meyakini, jika seluruh bendungan yang kini sedang dibangun sudah selesai, NTT akan mampu bangkit dan memiliki daya saing.

Masyarakat di provinsi tersebut akan merasakan kehidupan yang makmur dan sejahtera.

"Insya Allah dengan gubernur dan wakil gubernur yang baik, dengan bupati dan wakil bupati yang baik dalam memimpin rakyat, saya yakin, tidak lama lagi, NTT akan makmur dan tidak menjadi provinsi yang masuk kategori kurang. Itu akan kita lihat nanti kalau semua bendungan sudah selesai," ucap mantan Wali Kota Solo itu.

Presiden pun menginstruksikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk mulai bergerak di tiga daerah di NTT yang sudah memiliki bendungan.

Produktivitas padi harus ditingkatkan dari satu kali tanam menjadi dua kali tanam dalam setahun. Begitu pun dengan komoditas jagung.

Baca juga: Warga di NTT Nekat Melintasi Jembatan yang Ambrol Akibat Banjir

Ia juga meminta potensi ekspor sapi NTT kembali diangkat.

"Dulu NTT banyak ekspor sapi ke Hong Kong. Kok berhenti? Ya, karena kekurangan air. Sekarang bendungan, air sudah ada. Lompatan-lompatan produktivitas ini yang akan terus saya ikuti," tandasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya