Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Bengawan Solo Siaga Merah Ribuan Petani di DAS Hilir Resah

Ahmad Yakub
06/2/2021 17:55
Bengawan Solo Siaga Merah Ribuan Petani di DAS Hilir Resah
Pemkab Lamongan menyalurkan bantuan beras 30 ton bagi korban banjir Bengawan Jero di enam kecamatan.(DOK Pemkab Lamongan.)

EMPAT wilayah di kawasan hilir sungai Bengawan Solo di Jawa Timur berstatus siaga banjir sejak Jumat (5/2) siang. Bahkan, beberapa kawasan status Bengawan Solo berada pada level siaga merah atau siaga III banjir.

Itu menyusul peningkatan tinggi permukaan sungai akibat derasnya debit kiriman air dari kawasan hulu Bengawan. Debit permukaan sungai Bengawan Solo dalam beberapa pekan ini mengalami fluktuasi. Status siaga banjir itu disematkan karena masih tinginya curah hujan di kawasan hulu hingga hilir Bengawan.

Empat wilayah kabupaten sepanjang hilir Bengawan Solo di Jatim yang siaga banjir meliputi Kabupaten Bojonegoro, Tuban, Gresik, dan Kabupaten Lamongan. Status siaga banjir ini membuat ribuan petani dan petambak sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo resah.

Mereka khawatir tanaman padi puso karena terendam banjir. Apalagi, dalam beberapa pekan mendatang ikan dan udang baru siap dipanen. Petani akhirnya memanen lebih awal ikannya agar selamat dari banjir.

"Ini ngawali Mas. Sebenarnya, dua minggu lagi baru panen," terang Jarwo, petambak, di Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, Sabtu (6/2) siang.

Menurut dia, upaya panen lebih awal itu sengaja dilakukan untuk mengurangi dampak kerugian materi lebih besar yang diderita petambak. Sebab, kalau tidak segera dipanen dimungkinkan ikan dan udang hanyut terbawa banjir.

Dijelaskannya, selain itu sebagian besar padi di kecamatannya sedang memasuki musim berbulir. Karenanya, saat melihat air Bengawan Solo mulai naik, para petani di kecamatannya resah.

"Iya khawatir padi terendam banjir. Seminggu ini air Bengawan naik turun dengan cepat," tambah Mardi, petani lain.

Kondisi serupa juga dialami ribuan petani di sejumlah kecamatan di kawasan Kabupaten Bojonegoro, Tuban dan Lamongan. Mereka resah padi yang berumur 50 hari bakal terendam banjir. Apalagi, kondisi padi sedang masa berkembang dan rawan mati bila terendam banjir. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya