Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Lebih dari 1.000 Babi yang Mati di Lembata akibat Virus ASF

Alexander P Taum
01/2/2021 15:08
Lebih dari 1.000 Babi yang Mati di Lembata akibat Virus ASF
Wabah ASF.(MI/Alexander P Taum )

PEMERINTAH Kabupaten Lembata menetapkan estimasi kerugian akibat wabah ASF atau flu babi di angka Rp3,5 juta per ekor. Sejak 14 Januari 2021, diperkirakan lebih dari 1.000 babi yang mati akibat virus ASF.

"Ada babi seharga Rp9 juta. Ada pula yang berkisar antara Rp3 juta sampai Rp4 juta per ekor. Dengan demikian kami menetapkan estimasi kerugian materiil di angka Rp3,5 juta rupiah per ekor, ujar Irenius Ola Samun, koordinator penguburan massal ternak dari Dinas Peternakan Kabupaten Lembata, Minggu (31/1).

Angka tersebut dipandang realistis guna mengukur kerugian berbagai jenis dan ukuran ternak babi yang mati akibat wabah ASF. Sejak 14 Januari 2021, sebanyak 706 ekor dikuburkan di lokasi penguburan massal. Ada lagi 300 ekor yang dikubur di lokasi panti asuhan dan 400-an ekor yang dikuburkan sendiri kemudian dilaporkan ke dinas peternakan.

Dinas Pertanian Kabupaten Lembata mencatat populasi ternak babi di Kecamatan Nubatukan sebanyak 3.000 ekor. Saat ini sudah mati sekitar 1.000 lebih.

"Virus ASF menyerang sampai 100 persen populasi babi, sehingga sepanjang masih ada ternak babi, virus ini masih ada. Kami tidak tahu sampai kapan ini akan berakhir," ujar Irenius Ola Samun.

 

Ia memberikan saran kepada warga agar babi yang masih hidup dirawat dengan baik dan diisolasi dari yang sakit. Kalau mau kubur ternak yang mati sendiri, ia meminta agar warga menggali kubur sedalam 1 sampai 1,5 meter.

Hingga kini virus ASF atau flu babi belum masuk dalam penyakit strategis nasional, sehingga alokasi anggaran dari pemerintah pusat belum dikucurkan. "Pihak Dirjen sedang mendorong wabah ini masuk dalam penyakit strategis nasional yang butuh penanganan pemerintah pusat, agar pencegahan dan penanganan wabah ini dapat ditanggulangi," ujar Gregorius Dengekae Krova, petugas PPL Dinas Peternakan, saat mengedukasi peternak yang menanyakan langkah pemerintah mengatasi wabah ASF. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya