Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
REKAHAN tanah akibat pergeseran di Kampung Ciherang RT 01 dan 02, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terus meluas. Kondisi tanahnya mengalami ambles sekitar 5 cm.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Eka Widiaman, mengatakan berdasarkan laporan tim di lapangan, hingga Senin (1/2) pukul 07.40 WIB, pergerakan terus bertambah retakannya dan semakin ambles. Bahkan terdapat cukup banyak retakan-retakan baru.
"Terdapat retakan baru di areal persawahan. Airnya juga sudah mulai surut. Sekitran 5 sentimeter tambah amblasannya," kata Eka dihubungi Media Indonesia melalui telepon selulernya, Senin (1/2).
Pada Sabtu (30/1) malam sempat terdengar suara gemuruh di kampung tersebut. Warga pun sempat berlarian karena dikhawatirkan terjadi hal-hal tak diinginkan. Namun Eka memastikan tidak terjadi tanah longsor dari suara gemuruh tersebut.
"Suara gemuruh pada Sabtu malam sudah dicek. Tidak terjadi longsor besar. Petugas kami di lapangan sudah berkeliling untuk mengecek situasi dan kondisi," ucap Eka.
Di kampung tersebut terdapat sebanyak 38 rumah atau sebanyak 42 kepala keluarga. Hasil pendataan di lapangan terdapat sebanyak 127 jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 64 jiwa dan perempuan sebanyak 63 jiwa.
"Warga sudah diungsikan ke lokasi yang dijadikan tempat pengungsian. Ada yang diungsikan ke SDN Ciherang, ada juga yang di luar SDN Ciherang," jelas Eka.
Jumlah warga Kampung Ciherang RT 01/02 yang diungsikan sebanyak 19 kepala keluarga atau 56 jiwa. Warga yang mengungsi di SDN Ciherang sebanyak 9 jiwa atau 27 jiwa terdiri dari 12 laki-laki dan 15 perempuan. Sedangkan yang mengungsi di luar SDN Ciherang sebanyak 10 kepala keluarga atau 29 jiwa terdiri dari 16 laki-laki dan 13 perempuan.
Sedangkan warga Kampung Ciherang RT 02/02 yang diungsikan sebanyak 21 kepala keluarga atau 65 jiwa. Warga yang mengungsi di SDN Ciherang sebanyak 9 kepala keluarga atau 34 jiwa terdiri dari 19 laki-laki dan 15 perempuan. Sementara yang mengungsi di luar SDN Ciherang sebanyak 21 kepala keluarga atau sebanyak 31 jiwa terdiri dari 13 laki-laki dan 18 perempuan.
"Kami terus memantau perkembangan di lapangan," pungkas Eka. (BB/OL-10)
Dua peralatan EWS yang masih aktif berada di Desa Cibeureum, Kecamatan Talaga dan Desa Jerukleueut, Kecamatan Sindangwangi.
Pascakejadian tanah bergerak, kontur tanah relatif masih cukup labil. Parahnya, intensitas curah hujan pun masih cukup tinggi, sehingga memicu kondisi tanah terus bergeser.
Gerakan tanah akan terjadi pada suatu lereng, jika ada keadaan ketidakseimbangan yang menyebabkan terjadinya suatu proses mekanis,
Pihaknya kini berupaya untuk meningkatkan distribusi air bersih melalui PAM Jaya agar mengurangi penggunaan air tanah.
Ia pun meyakini seluruh aparat kelurahan di 10 wilayah rawan pergeseran tanah dan tanah longsor tersebut sudah mengantisipasi bencana tersebut.
Beberapa ciri tanah longsor, seperti ada lapisan tanah/batuan yang miring ke arah luar. Lalu, rembesan air pada lereng, hingga pohon dengan batang yang terlihat melengkung.
MEMILIH kain tenun yang asli memang cukup menantang, terlebih apabila kita tidak mengetahui seperti apa tenun asli dan pertama kali membeli tenun asli. Agar tidak tertipu saat membeli tenun
Lokasinya berada di bawah kaki Gunung Salak, sehingga tempat wisata ini memiliki udara yang sejuk. Bahkan wisatawan akan menikmati indahnya alam
Wisata yang pertama adalah Situ Gunung yang berlokasi di Desa Cisaat, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Di Situ Gunung ini terdapat beberapa lokasi wisata yang ada di dalamnya.
Harga beras sudah cukup stabil. Tapi dengan memasukinya musim panen padi yang diperkirakan bulan ini, kami harapkan harganya bisa kembali normal.
Naiknya harga daging ayam diikuti juga beberapa komoditas lain. Di antaranya cabai rawit hijau yang semula Rp35 ribu menjadi Rp40 ribu per kg.
Perkembangan media sosial menjadi momentum bagi kemajuan pariwisata di Sukabumi agar mampu menyedot perhatian para wisatawan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved