Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Sulap Kawasan Angker Jadi Ranch ala Shaun The Sheep

Lilik Dharmawan
01/2/2021 11:02
Sulap Kawasan Angker Jadi Ranch ala Shaun The Sheep
Sejumlah pejabat menengok kandang domba yang berada di perbukitan di perbatasan antara Desa Karangtengah dan Desa Tumiyang.(MI/Liliek Dharmawan)

NAMANYA Tlaga Bentar, sebuah kawasan di sekitar Cipendok, tepatnya di perbatasan antara Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok dengan Desa Tumiyang, Kecamatan Pekuncen, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng). Dulunya, kawasan berbatu itu dikenal oleh masyaralat sebagai daerah angker. Paling hanya masyarakat yang mencari pakan ternak di daerah perbukitan lereng barat daya Gunung Slamet itu.

Kini, wilayah setempat sudah mulai berubah. Ada satu kandang modern yang berdiri. Kandangnya berupa bangunan panggung yang berisi 400 ekor domba. Layaknya film animasi Shaun The Sheep, begitu masuk ke kandang, terdengar domba yang mengembik. Kandangnya bersih. Ada petakan-petakan untuk memisahkan domba. Di bagian telinga, dikasih chip di bagian telinga.

Ada sejumlah petak kandang diberi tulisan. Beberapa di antaranya adalah Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono dan Kepala Kejari Purwokerto Sunarwan. Ternyata, itu adalah domba kepunyaan dari kedua pejabat itu.

''Sebetulnya kalau hanya ingin untung, lebih baik seluruh domba yang ada di sini dimiliki sendiri. Namun, tujuannya bukan itu. Kami ingin
mengajak masyarakat sekitar untuk berinvestasi domba. Sebagai awalan agar masyarakat percaya, maka kami mengajak para pejabat. Ini miliknya Pak Wakil Bupati. Ada juga nama-nama lain, karena ternyata banyak yang ingin berinvestasi domba,'' ungkap Bing Urip Hartoyo pemilik Djundal Ranch.

Bing mengungkapkan bahwa pada saat ini yang dikembangkan untuk menjadi kandang luasnya mencapai 3,5 hektare. Pihaknya mengajak masyarakat luas untuk berinvestasi domba. ''Untuk menjadi peternak, tidak harus memiliki kandang atau lahan sendiri. Bisa menjadi peternak dengan menitipkan domba di sini. Ada tiga paket yang ditawarkan yakni paket gareng, petruk dan bawor,'' katanya.

Untuk gareng, misalnya, paket 10 ekor domba investasinya Rp12,5 juta, dalam enam bulan harga jualnya diperkirakan mencapai Rp25 juta. Untuk petruk dengan investasi Rp15 juta, selama enam bulan harga jualnya kisaran Rp28 juta dan paket bawor investasi Rp18 juta, setelah enam bulan menjadi Rp31 juta.

''Kami memang sengaja menawarkan kepada masyarakat luas. Jika keberatan dengan harganya, bisa ditanggung secara berkelompok. Kami juga akan membentuk petani plasma, karena jangan sampai keberadaan peternakan domba di sini tidak berdampak bagi masyarakat sekitar. Inilah sebetulnya goal-nya,'' kata Bing.

Bing mengungkapkan kalau konsep yang dikembangkan akan berbentuk ranch, seperti di New Zealand. Sebab, dengan konsep itu akan lebih efisien. Oleh karena itulah, pihaknya tengah menegosiasikan lahan milik Pemkab Banyumas untuk dijadikan tempat umbaran.

''Jadi nantinya kandang tetap di lahan ini, tetapi untuk umbaran menggunakan areal milik Pemkab Banyumas. Kami tengah mengajukan izin. Sebab, Pemkab Banyumas memiliki lahan luas juga di sini. Sebagian memang telah digunakan untuk peternakan sapi milik Kementerian Pertanian, sebagian lainnya sepertinya masih dapat dipakai atau disewakan,'' jelas dia.

Ia mengungkapkan bahwa nantinya seperti cerita dalam film Shaun The
Sheep, jadi domba-domba akan dilepasliarkan pada siang harinya. Kemudian nantinya akan dimasukkan ke kandang. Potensi yang dapat dikembangkan ada 1.000 ekor domba penggemukan dan 1.000 ekor breeding.  ''Di sini juga ada potensi wisatanya. Sehingga kami juga siap untuk mengembangkan wisata berbasis peternakan yang disebut sebagai eduwisata,'' ujarnya.

Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengatakan secara prinsip pemkab terus mendorong investasi yang ada di Banyumas. Apalagi, kalau investasinya bisa melibatkan masyarakat luas. ''Masyarakat bisa turut andil dalam sektor peternakan ini. Misalnya, kalau berat untuk berinvestasi satu paket, maka bisa saja berkelompok,'' katanya.

Wabup mengakui jika di wilayah setempat, pemkab memiliki areal seluas 20 ha. Namun demikian, sebagian sudah digunakan untuk peternakan sapi. ''Kalau dihitung-hitung, kemungkinan ada 12 ha yang dapat disewakan. Karena sekarang kurang produktif. Saya juga akan bilang dengan Pak Bupati, sehingga dapat dikembangkan. Areal tersebut akan digunakan untuk penggembalaan,'' tambahnya. (Liliek Dharmawan/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya