MENINGKATNYA aktivitas vulkanik Gunung Merapi sejak Rabu (27/1) pagi hingga siang, bahkan terjadi puluhan kali awan panas dan lava pijar yang mencapai jarak 2000 meter, Pemkab Sleman memutuskan untuk mengungsikan warga RT 3 dan RT 4 Dukuh Turgo, Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem.
Kepala BPBD Kabupaten Sleman, Joko Supriyanto, Rabu mengatakan awalnya yang diungsikan hanya warga dua RT tersebut. Namun kemudian ada warga dari luar kedua RT tersebut yang ikut mengungsi
"Ini menyangkut perasaan aman dan nyaman warga. Jadi mereka yang berasal dari dua RT tersebut yang ingin mengungsi, kami persilakan. Kami tetap menerima dan akan melayani mereka dengan fasilitas yang sama," kata Joko.
Dikatakan, warga yang diungsikan ini tidak hanya berasal dari kelompok rentan, tetapi seluruh warga baik kelompok rentan maupun bukan. Warga yang diungsikan itu, lanjutnya, ditempatkan di Barak Pengungsian Purwobinangun. "Barak-barak lainnya juga segera kami siapkan agar sewaktu-waktu diperlukan sudah bisa ditempati," katanya.
Joko mengemukakan, penangan para pengungsi tetap menerapkan protoKol Kesehatan pencehatan covid-19 secara ketat. "Kami tak ingin muncul
klaster barak pengungsian," katanya.
Menurut Joko, para pengungsi ini menempati barak yang telah disekat-sekat menjadi 150 bilik. "Satu bilik diisi satu atau dua orang. Kalau yang lebih satu orang, disyaratkan mereka adalah keluarga," katanya.
Tidak adanya pembedaan lokasi pengungsian kelompok rentan dan bukan, lanjut Joko juga mempertimbangkan adanya kelompok rentan khususnya lansia yang memerlukan kehadiran anggota keluarganya untuk membantu menjalani keseharian. (OL-15)