EPIDEMIOLOG UGM, Bayu Satria menyatakan portokol kesehatan tetap perlu karena perlindungan oleh vaksin tidak 100 persen.
"Namun, paling tidak mereka yang sudah divaksin risikonya sangat rendah untuk terkena Covid-19 yang parah," kata Epidemiolog UGM, Bayu Satria dalam keterangan tertulis, Kamis (14/1).
Bagi warga masyarakat yang nantinya sudah mendapat suntik vaksin, Bayu menegaskan bahwa tidak sepenuhnya langsung bisa kebal terhadap virus tersebut karena memerlukan waktu hingga terbentuk imun. Apalagi suntik vaksin dilakukan selama dua kali.
"Setelah mendapat vaksin perlu tetap protokol kesehatan karena vaksin baru memberikan perlindungan paling bagus sekitar 1-2 minggu pasca suntikan kedua. Yang pasti kita tetap jaga diri setelah suntik. Sebab, masih tetap bisa terkena jika imun belum terbentuk," ujarnya.
Soal vaksin Sinovac yang digunakan oleh pemerintah yang belum memprioritaskan kelompok anak-anak dan lansia di atas umur 59 tahun, Bayu, berpendapat dua kelompok ini nantinya akan mendapat suntikan vaksin ketika data dari hasil uji sudah lengkap.
"Ketika data yang didapatkan sudah lebih detail nantinya akan diberikan juga vaksin untuk lansia dan anak anak. Saat ini masih menunggu data lebih lengkap," tukasnya.
baca juga: Dari 11 Pejabat di Ternate Hanya 1 Orang Lolos Vaksinasi Covid-19
Ia juga sempat menyinggung soal kritik dari warganet yang masih mempertanyakan tingkat kemampuan efikasi Sinovac yang dianggap masih rendah dibanding jenis vaksin lainnya sehingga dianggap belum aman ketika disuntik vaksin tersebut. Bayu menilai vaksin Sinovac termasuk jenis vaksin yang paling bagus tingkat keamanannya.
Menurut dia, Sinovac masih cukup bagus karena masih memberikan perlindungan dua kali lipat atau lebih dan ditunjang juga hasil efikasi sementara di Indonesia sekitar 65 persen.
"Pemilihan vaksin yang paling utama adalah keamanannya, baru efikasi dan Sinovac ini termasuk paling bagus keamanannya," pungkas dia. (OL-3)