Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Erupsi Disertai Dentuman Gunung Ile Lewotolok Picu Kepanikan

Alexander P. Taum
09/1/2021 12:09
Erupsi Disertai Dentuman Gunung Ile Lewotolok Picu Kepanikan
Erupsi dan lontaran laca pijar Gunung Api Ile Lewotolo(MI/Alexander P. Taum)

FASE erupsi masih terus berlangsung di Gunung berapi Ile Lewotolok, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur. Letusan disertai dentuman dan gemuruh lemah, sedang hingga kuat, menumbulkan kepanikan.

Sepanjang Jumat (8/1/2021), erupsi disertai gemuruh dan dentuman lemah, sedang hingga keras berlangsung hingga lebih dari 9 kali. Bahkan, pada malam hari, dentuman dan gemuruh itu disertai lontaran lava pijar dari puncak kawah.

Laporan Periodik aktivitas Gunung api yang dikeluarkan Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok, Jumat (8/1/2021), pukul 06.00-12.00 WITA, Gunung setinggi 1.423 mdpl itu 4 kali mengeluarkan letusan dengan tinggi kolom abu 700 hingga 1.000 Meter dan warna asap putih kelabu. Letusan disertai dentuman dan gemuruh pada kurun waktu ini lemah hingga sedang.

Sedangkan pada periode pengamatan visual, Jumat (8/1/2021), pukul 12.00 sampai dengan pukul 18.00 WITA, asap kawah bertekanan lemah teramati berwarnah putih dengan intesnsitas tebal dan tinggi 300 m di atas pucak kawah. Pada kurun waktu tersebut, terjadi 3 kali letusan disertai suara gemuruh dan dentuman sedang hingga kuat.

Pada periode pengamatan, pukul 18.00 hingga 24.00 WITA, tejadi 4 kali letusan dengan tinggi 100 m-700 m dan asap putih. Pada periode ini pula teramati lontaran pijar sejauh 700 Meter arah Tenggara. Sedangkan kegempaan didominasi hembusan sebanyak 2 kali, dengan amplitudo 2.5-4 mm durasi 12.5-30 detik.

Sejumlah desa di timur Gunung Api pun mulai terdampak abu vulkanik. Kondisi erupsi yang terjadi terus menerus ini menyebabkan kepanikan
massal bagi seluruh warga di Kabupaten satu pulau itu.

Kini warga yang bermukim di 16 desa di lereng Gunung Ile Lewotolok, yakni Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur mulai mengungsi. Tidak sedikit warga mengungsikan diri ke kebun dan ke dalam Kota Lewoleba. Warga memilih menjauh dari pemukiman yang rata-rata berjarak lebih dari 4 km dari puncak kawah.

Keputusan mengungsi secara mandiri itu disebabkan letusan disertai suara gemuruh dan dentuman yang terus menerus terjadi. Padahal, pada 2 Januari 2021 lalu, pemerintah Kabupaten Lembata memulangkan warga yang mengungsi di pusat pengungsian di dalam Kota Lewoleba. (PT/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya