Liang Tapah "Goa Pindul" di Kaki Meratus

Denny Susanto
30/12/2020 06:40
Liang Tapah
Goa Liang Tapah di Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan.(MI/Denny Susanto)

SIAPA belum pernah mendengar nama Goa Pindul, obyek wisata di Gunung Kidul, Yogyakarta yang populer hingga ke mancanegara. Di Kalimantan Selatan ada Goa Liang Tapah, obyek wisata berupa goa dengan aliran sungai bawah tanah yang jernih dan berwarna kehijauan.

Setelah menempuh perjalanan lima jam melalui jalur darat dari Kota Banjarmasin, ibukota Provinsi Kalsel menyusuri ruas trans Kalimantan, kita akan tiba di  Kabupaten Tabalong. Daerah paling ujung di Kalsel dan berbatasan dengan Kabupaten Paser Kalimantan Timur ini dikenal sebagai daerah penghasil batubara dan juga minyak bumi.

Seperti daerah lain yang berada di kaki Pegunungan Meratus, Kabupaten Tabalong memiliki banyak kekayaan alam yang potensial untuk dikembangkan menjadi obyek wisata. Salah satunya adalah Goa Liang Tapah. Goa ini berlokasi di Desa Garagata Kecamatan Jaro, sebuah wilayah lembah yang dikelilingi gugusan perbukitan kaki Pegunungan Meratus.

Tidak hanya goa, panorama Desa Garagata sendiri sudah menawan dengan sajian hamparan sawah dan gugusan perbukitan kapur serta rimbunnya hutan. Goa Liang Tapah dari Tanjung, ibukota kabupaten berjarak sekitar 70 kilometer dan diperlukan waktu sekitar 1,5 jam. Ya, sekilas Goa Liang Tapah sangat mirip dengan Goa Pindul di Yogyakarta.  

"Saya pernah berkunjung ke Goa Pindul. Goa Liang Tapah ini memang mirip," tutur Donita, seorang wisatawan asal Banjarmasin.

Obyek wisata yang cukup dikenal masyarakat kabupaten setempat ini menampilkan keindahan alam berupa goa sepanjang ratusan meter dan aliran sungai bawah tanah. Di dalam goa terdapat beberapa ruang besar yang dihiasi stalaknit maupun stalaktit. Para pengunjung harus berhati-hati karena lantai goa cukup licin dan beberapa tempat lantai goa tergenang air.

Di dalam goa juga menjadi sarang kelelawar dan sriti sejenis burung walet. Burung sriti ini membuat sarang di dinding goa yang rendah sehingga pengunjung dapat melihat sarang burung dari dekat. Pada bagian ujung yang menjadi pintu keluar lobang goa menyempit kurang lebih hanya satu meter.

Yang membuat goa ini eksotik adalah adanya danau di tengah goa berair jernih dengan kedalaman sekitar 10 meter. Di atas danau ada celah bebatuan dan menjadi spot foto super keren dengan siluet cahaya matahari menembus goa. Air dari dalam goa ini mengalir keluar membentuk aliran sungai kecil yang kemudian oleh pihak pengelola wisata dibuat kolam pemandian dan cave tubing. Air dari goa ini juga menjadi sumber air irigasi persawahan warga sekitar.

Geosite Pegunungan Meratus

Goa Liang Tapah di Kecamatan ini merupakan salah satu dari 67 geosite pada geopark Pegunungan Meratus. Sebenarnya di wilayah ini ada beberapa obyek wisata serupa. Sayang obyek wisata ini belum terkelola dengan baik, terlebih akibat pandemi covid -19 obyek wisata ini sempat ditutup hampir sepanjang tahun 2020.

baca juga: Pengembangan Wisata di Konawe Kepulauan Butuh Infrastruktur

"Wisata goa ini ditutup sejak delapan bulan terakhir. Karenanya banyak fasilitas wisata yang rusak. Saat ini pun obyek wisata terpaksa kami buka karena banyaknya pengunjung yang datang meski tanpa izin," ungkap Hendra, 30 Anggota Pokdarwis yang sekaligus berprofesi sebagai pemandu susur goa.

Menurut penuturan Hendra, nama Goa Liang Tapah karena di dalam goa diyakini merupakan lubuk (sarang) ikan Tapah, sejenis ikan pipih air tawar yang sudah langka. (OL-3)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya