Soal Kasus Tertinggi, Dinkes Jateng Pastikan Rilis Satgas Covid-19

AKR/S2-25
01/12/2020 02:50
Soal Kasus Tertinggi, Dinkes Jateng Pastikan Rilis Satgas Covid-19
Petugas kepolisian memberikan imbauan protokol kesehatan kepada wisatawan saat operasi yustisi covid-19 di kawasan Kota Lama Semarang.(ANTARA FOTO/AJI STYAWAN)

PEMERINTAH Provinsi Jawa Tengah langsung melakukan penelusuran data kasus positif covid-19 setelah Satgas merilis, Minggu (29/11/2020), Jateng menjadi tertinggi penambahan kasus aktif sebesar 2.036 kasus. Hasilnya, ditemukan ada sebanyak 519 data yang dobel dalam rilis oleh pemerintah pusat itu.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo menuturkan bahwa penambahan kasus di hari yang sama itu berbeda dengan data yang ada di Jateng, yakni hanya 844 kasus. Jumlah itu jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan dari data Satgas yang mencapai 2.036 kasus.

“Itu mengagetkan kita semuanya, bahwa dikatakan dalam rilis itu Jateng tertinggi di Indonesia pada 29 November dengan jumlah kasus 2.036. Ini berbeda jauh dari data kami, yang hanya 844 penambahannya,” kata Yulianto saat ditemui di kantornya, kemarin.

Yulianto mencontohkan, data berganda terjadi di Kendal. Dalam rilis pusat itu, ada satu nama pasien yang ditulis sampai lima kali. Tak hanya dobel data, Yulianto juga menemukan banyak kasus lama yang dimasukkan dalam rilis Satgas Covid-19 pada 29 November itu. Dari data itu, ternyata banyak data yang sebenarnya sudah diinput pada Juni lalu.

"Selain itu, kami temukan juga ada 75 orang yang pada minggu sebelumnya sudah dirilis, kemarin dirilis lagi. Untuk temuan 519 yang dobel data itu, ada satu nama yang ditulis sampai empat hingga lima kali sehingga total data yang dobel sebanyak 694 kasus. Itu hari itu saja, ya saat rilis Jateng tambah 2.036,” jelasnya.

Terkait persoalan perbedaan data tersebut, Yulianto mengatakan sudah berkali-kali koordinasi dengan Satgas Covid-19 Pusat. Tujuannya agar data yang ada bisa sinkron sehingga tidak membuat resah masyarakat.

“Kami terus komunikasi dengan pusat terkait perbaikan data ini. Kami meminta agar pusat mengambil saja data di website kami, corona.jatengprov.go.id karena itu sudah pasti benar. Ini saran yang kami sampaikan ke pusat, agar menjadi perhatian,” pungkasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, membenarkan adanya perbedaan data antara pemerintah pusat dan daerah. Untuk itu, sampai saat ini timnya sedang berupaya menyinkronkan data.

“Bagian data Dinkes selalu komunikasi dengan pengelola data di Kemenkes dan Satgas agar rilis data tidak berbeda terlalu banyak,” paparnya.

Ganjar juga meminta masyarakat tidak resah dengan peningkatan kasus positif covid-10 di Jateng seperti yang dirilis pemerintah pusat. Ia mengatakan bahwa masyarakat bisa mengakses data kasus covid-19 lewat situs https://corona.jatengprov.go.id.

“Karena kawan-kawan selalu melakukan update data, maka Pemprov secara terbuka menyampaikan kepada publik melalui situs resmi itu,” tandas dia.

Seperti diberitakan, Satgas Covid-19 sebelumnya merilis bahwa Jateng menjadi provinsi tertinggi dengan penambahan kasus terbanyak sejumlah 2.036 pada Minggu (29/11). Dengan penambahan itu, kasus aktif di Jawa Tengah berjumlah 14.376. (AKR/S2-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya