Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Tiga Kabupaten di NTT Gelar KBM Tatap Muka

Palce Amalo
30/11/2020 11:39
Tiga Kabupaten di NTT Gelar KBM Tatap Muka
Guru memeriksa suhu tubuh siswa saat hari pertama Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SDN Lawangan Daya 2, Pamekasan, Jawa Timur.(ANTARA FOTO/Saiful Bahri)

TIGA kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di sekolah. KBM tatap muka digelar karena tidak ada kasus positif korona di tiga kabupaten tersebut, yakni Sumba Tengah, Sabu Raijua, dan Manggarai  Di Sumba Tengah, KBM sudah berlangsung sejak Juli lalu, sedangkan KBM di Manggarai Timur dan Sabu Raijua sejak April.  

"Setiap hari KBM berlangsung selama empat jam," kata Theresia Sri Rahayu, Guru SD Negeri Waihibur, Desa Umbu Mamijuk, Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat, Sumba Tengah, Senin (30/11).

Theresia mengajar di kelas IV dengan jumlah siswa 20 orang dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, seluruh siswa dan guru mengenakan masker.

Bupati Manggarai Timur Andreas Agas menyebutkan KBM tetap berlangsung dengan dengan protokol kesehatan.

"Sejak awal pandemi KBM tetap berlangsung, sempat terhenti di Kecamatan Lambaleda pada Oktober karena ada pelaku perjalanan positif covid-19," kata Andreas Agas.

Setelah satu-satunya positif covid di Kabupaten itu sembuh, KBM kembali berjalan seperti biasa. Menurutnya, siswa di setiap kelas, dibagi dalam dua shift yang masing-masing mengikuti KBM selama tiga jam. Adapun murid taman kanak-kanak masuk sekolah hanya satu kali dalam seminggu.

baca juga: Kalteng masih Kaji Rencana Belajar Tatap Muka

Aktivitas di perkantoran juga tetap berlangsung seperti biasa, namun tetap menerapkan protokol kesehatan. Untuk apel pagi, tambahnya, hanya dihadiri pejabat eselon 2 dan 3, tidak diikuti pegawai untuk mencegah kerumuman. Manggarai Timur juga telah menyalurkan bantuan uang tunai lebih dari Rp5 miliar kepada seluruh mahasiswa asal daerah itu yang sedang belajar di berbagai kampus di luar daerah.

Penjabat Bupati Sabu Raijua, Fredrik Kapitan mengatakan kegiatan belajar mengajar di daerah itu juga mengunakan sistem shift. 

"Siswa per kelas yang biasanya 30 orang dibagi dua shift masing-masing antara 15 sampai 18 orang," ujarnya. 

Selain itu, setiap sekolah sudah menyiapkan tempat cuci tangan dan tempat duduk siswa di kelas sudah diatur dengan jarak satu meter. (OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya