Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
DINAS Pertanian dan Perkebunan Nusa Tenggara Timur (NTT) membuat terobosan dengan penakaran benih lokal. Mulai sekarang, tidak ada lagi pengadaan benih pertanian dari luar provinsi.
Semua benih harus berasal dari hasil kebun masyarakat setempat. Dengan demikian, anggaran pengadaan benih yang saban tahun mencapai ratusan miliar rupiah, dialihkan untuk membangun ekonomi masyarakat di bidang lain.
"Mengapa harus benih lokal, karena sudah mengalami adaptasi terhadap lingkungan," kata Kadis Pertanian dan Perkebunan NTT Lecky Frederich Koli, Jumat (27/11).
Benih lokal memiliki adaptasi terhadap suhu di NTT yang umumnya berkisar 22-32 derajat celcius, hama, dan persediaan air yang minim. Pengadaan benih berimplikasi terhadap capital flight yang seharusnya bisa dihindari.
Dengan mengandalkan benih dari luar daerah pun tak jarang berdampak hukum karena benih tiba dalam kondisi rusak dan juga musim tanam petani sudah lewat. Jika benih tersebut dipaksakan tanam, akan terjadi gagal tumbuh dan panen. "Makanya gubernur selalu omong, kita terus menanam tetapi tidak pernah panen," tandasnya.
Oleh karena itu, dinas pertanian kabupaten dan kota sudah diserahi tugas, sebelum musim tanam tiba, benih sudah ada di petani. Sedikitnya 70 penangkar sedang bekerja menyiapkan berbagai jenis benih sejak awal tahun ini. Untuk benih yang akan ditanam di musim hujan seperti saat ini, diproduksi di musim kemarau. Sebaliknya, benih untuk kebutuhan di musim kemarau, disiapkan di musim hujan.
Atas kesadaran itu, pilihan melakukan kemandirian benih tidak bisa ditawar lagi agar masyarakat mendapatkan yang terbaik dari hasil pertanian mereka.
Kemandirian benih juga demi meningkatkan daya saing produk pertanian di pasaran. Dia mencontohkan harga bawang putih impor di pasar tradisonal
lebih murah dari harga bawang merah produksi petani lokal.
Itu terjadi karena aplikasi sarana produksi yang tidak proporsional. Satu item seperti pemakaian pupuk, kebutuhan pupuk hanya 50 kilogram tetapi petani membeli 150 kilogram. Ada beban tambahan 100 kilogram itulah yang memengaruhi harga jual bawang.
Untuk itu, dinas pertanian sedang menyiapkan big data yang mengatur mengenai pemakaian sarana produksi yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing kawasan pertanian. Tidak boleh menyeragamkan pemanfaatan sarana produksi lantaran varian struktur tanah antarkabupaten bahkan desa berbeda-beda. Jika produksi pertanian sudah mengunakan sumber daya yang efisien, produk yang dihasilkan akan bersaing di pasaran.
Inti dari semua itu ialah membangun ketahanan pangan masyarakat. Menurut Lecky, mengunakan komoditas yang ramah terhadap lingkungan. "Pembangunan
pertanian mesti menemukan inovasi baru menuju efisiensi untuk menghasilkan produk yang lebih signifikan dari sisi kapasitas produksi," terangnya.
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menyebutkan pembangunan di daerah itu sedang didesain kembali dengan benar disemua sektor, seperti disektor pertanian mulai dari penyiapan benih, pengolahan lahan, anggaran, penanaman, perawatan, panen dan pemasaran.
Bagi Viktor, pembangunan daerah tidak boleh dilakukan dengan cara lama yang hasilnya tidak maksimal, namun dengan inovasi dan kreatif mengelola sumber daya yang ada, termasuk peningkatan sumber daya manusia. "Kalau mau maju, ciptakan cara kerja yang inovatif dan kreatif," tandasnya.
Di bidang peternakan misalnya, NTT berupaya menekan impor pakan dengan membangun pakan sendiri. Jika sudah mampu menghasilkan pakan sendiri, harga ayam akan turun.
Saat ini harga ayam pedaging di pasar sebesar Rp45 ribu per kilogram, turun seperti harga daging ayam di Jawa sebesar Rp32 ribu per kilogram. Begitu juga harga telur ayam di Kota Kupang antara sebesar Rp2.500-Rp3.000 per butir, dibandingkan harga telur di Jawa sebesar Rp1.000 per butir.
Lebih dari itu, sudah seharusnya pemerintah daerah memikirkan bagaimana pemberdayaan ekonomi masyarakat sehingga tidak terus-menerus berharap uluran tangan dari luar daerah dan pemerintah pusat.
"Karena kebiasaan yang sekian lama dipelihara itu, kadang kita harus keras ke kabupaten harus menyiapkan benih. Bayangkan, apa yang anda makan ditentukan oleh orang lain," tambah Lecky Frederich Koli. (OL-13)
Baca Juga: Kemendikbud Kenalkan Potensi Rempah-Rempah pada Anak Muda
Pupuk Kaltim membantu merancang model pertanian modern di Kelurahan Bulutana, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Indonesia kini resmi memiliki wadah kolaboratif dan strategis untuk pengembangan teknologi dan pemanfaatan biochar melalui dibentuknya Asosiasi Biochar Indonesia Internasional.
POLITEKNIK Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma) melakukan audiensi dengan Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, di Balaikota Timoho, Selasa (8/7/2025).
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan saat ini pemerintah telah siap untuk mengirimkan bantuan pangan berupa beras sebanyak 10 ribu ton ke Palestina.
Peruri memperkenalkan pendekatan smart farming yang memungkinkan pemantauan kondisi lahan secara real-time.
PERKEMBANGAN teknologi digital membantu perkembangan sektor pertanian yang lebih transparan dan efisien. Hal itu membuat ekosistem pertanian menjadi lebih maju dan berdaya saing.
Tanaman bukan sekadar elemen dekoratif, tetapi juga bagian dari solusi untuk kesehatan, kualitas udara, pangan sehat, dan ruang hidup yang lestari.
Patikan Kebo mengandung berbagai senyawa aktif seperti flavonoid, fenolik, tanin, terpenoid, saponin, steroid, dan antrakuinon.
Program Jaksa Garda Desa mengambil tema Pemberdayaan Lahan dan Badan Usaha Milik Desa dalam rangka Swasembada Pangan yang dirangkaikan dengan penanaman bawang merah.
Kelapa bukan hanya komoditas pertanian, tetapi juga bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat.
“Artinya sayuran yang kita lakukan uji residu pestisida itu angkanya di bawah batas maksimal residu, sehingga sayuran yang dijual di pasar ibuh aman untuk dikonsumsi masyarakat,”
Penelitian terbaru menunjukkan tanaman dan pohon memiliki kemampuan untuk merespons perubahan lingkungan yang terjadi sebelum letusan gunung berapi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved