Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Cegah Rawan Pangan, Kampus Bangun Kelompok Pertanian Terpadu

Cikwan Suwandi
17/11/2020 12:55
Cegah Rawan Pangan, Kampus Bangun Kelompok Pertanian Terpadu
Sejumlah mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) membangun kelompok pertanian terpadu.(MI/Cikwan Suwandi)

RAWAN pangan menjadi isu global selama pandemi Covid-19. Keharusan kelompok masyarakat mandiri terhadap pangan dinilai menjadi solusi menghadapi kerawanan pangan global. Hal itu yang melatarbelangkangi kegiatan sejumlah mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) untuk membangun kelompok pertanian terpadu.

Berlokasi di Dusun Babakan Tamiang, Desa Lemahmulya, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang. Mereka membangun program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) bersama Kelompok Tani (Poktan) Air Mancur.

Winda Rianti terlihat tengah sibuk di tengah sawah. Ia bersama belasan mahasiswa dan petani menghitung jumlah ikan nila yang dipanennya. Dari 1.000 ekor bibit nila yang disebarnya ke kolam mina padi, Winda menyebutkan angka kematiannya hanya 25 persen.

"Dari 1.000 ekor, yang panen itu 750 ekor atau sekitar 25 persen angka kematiannya. Umurnya sekitar dua bulan," ujar dosen Pembimbing Lapangan Fakultas Pertanian Unsika, Winda Rianti, Selasa (17/11). 

Kelompok Tani (Poktan) Air Mancur merupakan pilot projek program PHP2D Fakultas Pertanian. Bagaimanan Fakultas Pertanian Unsika ingin membangun kelompok pertanian secara terpadu. Dalam kelompok itu, Winda mengaku tak hanya mengajak petani melakukan mina padi yakni menanam ikan dan tanaman padi. Tetapi juga melakukan pengolahan limbah ternak menjadi biogas dari kotoran hewan dan komposting.

"Mereka bisa menghasilkan ikan sekaligus panen padi. Ketika panen, jeraminya bisa digunakan untuk pakan sapi, kemudian bisa digunakan untuk kompos dan biogas," katanya.

baca juga: Indramayu Siapkan 20 Hektar Lahan Untuk Industri

Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Faperta Unsika Darso Sugiono mengungkapkan, pada program tersebut mahasiswa mempratikkan ilmu yang mereka dapat di bangku kuliah. Mahasiswa juga belajar membangun komunikasi, jejaring dan kerjasama dengan lembaga, dinas terkait dan masyarakat, terutama petani.

"Para mahasiswa akan lebih terampil, karena mereka langsung melakukan praktek di lapangan," ucap Darso.

Ia juga mengaku program PHP2D bisa terus berlanjut. Untuk pendanaan, Darso mengaku selain dari Dikti. Pihak fakultas masih mencari pendanaan mulai dari Corporate Social Responsibility (CSR) maupun dari lembaga terkait. (OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya