Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Tanaman Hias Bisnis Menjanjikan di Tengah Pandemi

Ardi Teristi Hardi
05/11/2020 08:43
Tanaman Hias Bisnis Menjanjikan di Tengah Pandemi
Bisnis tanaman hias di tengah pandemi ternyata menguntungkan. Omzet penjualan tanaman hias terus naik.(MI/Ardi Teristi Hardi)

PADA masa pandemi Covid-19, bisnis tanaman di Yogyakarta berkibar dengan omset ratusan juta per bulan. Mereka yang bergelut dalam bisnis ini pun kebanyakan anak-anak muda yang berusia di bawah 40 tahun. Kelik (39 tahun), marketing Kebon's Agro Jogja di Sleman, DIY mengajak kami berkeliling melihat tanaman-tanaman yang ada di Kebon's Agro Jogja. Semua tanaman tampak tertata rapi berdasarkan jenisnya.
 
"Tanaman hortikultura kami tempatkan di luar, sedangkan tanaman hias kami tempatkan di dalam," jelas dia sambil menyebutkan jenis-jenis tanaman yang  ada beserta harga pasarannya saat ini, Selasa (3/11) sore.

Bisnis tanaman pada masa pandemi Covid-19 memang terbilang bagus. Peningkatan penjualan rata-rata sekitar 90 persen.

"Sebelum pandemi, omset rata-rata Rp 200-250 juta perbulan. Pada masa pandemi, omsetnya meningkat Rp300-400 juta per bulan," jelas Kelik.

Hampir semua tanaman laku dibeli masyarakat. Awalnya, yang banyak dibeli memang aglonema, tetapi sekarang semua laku. Dari pengalaman, menjual tanaman yang terpenting adalah cara mengemasnya. Kalau dikemas secara baik dan bagus, tanaman tersebut bisa laku.

Ia mencontohkan, tanaman jenis puring yang sebelumnya identik dengan kuburan.

"Kalau kita kemas dengan pot yang bagus dan penempatannya juga pas, banyak yang mencari," kata dia kepada rombongan Anggota Komisi B DPRD  DIY beserta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY.

Plt Kepala DPKP DIY, Syam Arjayanti mengatakan, geliat bisnis tanaman hias pada masa pandemi tidak lepas dari berkurangnya aktivitas masyarakat di luar rumah. Untuk mengusir kejenuhan, mereka banyak yang memilih bertanam di halaman rumah.

"Bahkan, harga yang tanaman melonjak pun tidak menjadi halangan bagi masyarakat untuk membelinya," kata dia.

Syam menambahkan, yang menarik dari fenomena meledaknya bisnis tanaman saat ini adalah para pelakunya anak-anak muda. Mereka lebih banyak terjun di tanaman hias dan holtikultura dibandingkan tanaman padi ataupun palawija.

"Kami juga memiliki program pembinaan, pelatihan, dan membantu bibit kelompok yang tertarik untuk menanam holtikultura," kata dia saat berkunjung ke Kebon's Agro Jogja bersama Komisi B DPRD DIY. 

Jika ditekuni hobi menanam ini sangat menjanjikan untuk dijadikan bisnis. Anggota Komisi B DPRD DIY dari Partai NasDem, Widi Sutikno mengaku kagum mendengar penjelasan bisnis tanaman hias dan holtikultura di Yogyakarta dari Kelik. 

"Bisnis ini juga sudah dijalankan lewat online dengan omset pemesanan online di atas Rp60 juta perbulan," kata dia.

baca juga: Dulu Positif Covid-19, Kini Jadi Penggerak Jogo Santri

Anggota Komisi B DPRD DIY, Tustiyani menyampaikan, usaha tanaman yang dilakukan Kebon's Agro Jogja dapat memberi inspirasi kepada masyarakat. Di tengah pandemi, pertanian di DIY ternyata bisa berkibar.

"Dengan melihat ini, kita optimis petani-petani milenial akan tumbuh lebih banyak," kata Tustiyani. 

Tusti pun memberi masukan kepada DPKP DIY agar mengadakan pelatihan kepada generasi milenial agar tertarik dan mau terjun di bidang pertanian, salah satunya sektor tanaman hias dan holtikultura. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya