Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Berkolaborasi Penerapan Sains Kembangkan Rantai Nilai Industri Pertanian

Indrastuti
12/3/2025 17:37
Berkolaborasi Penerapan Sains Kembangkan Rantai Nilai Industri Pertanian
Ilustrasi(Dok SBG)

PEMERINTAH telah menetapkan kebijakan untuk menghentikan impor beras pada tahun 2025. Langkah ini merupakan bagian dari upaya mencapai swasembada pangan lebih cepat dari target semula yang direncanakan dalam empat tahun.

Di sisi lain, untuk mencapai target swasembada pangan, sektor pertanian haruslah mendapat perhatian dan digarap dengan serius dan profesional.

Sungai Budi Group, perusahaan agrobisnis terbesar di Indonesia, bersama TTC AgriS (Thanh Thanh Cong-Bien Hoa Joint Stock Company, kode saham SBT) menjalin perjanjian kemitraan strategis komprehensif untuk memajukan sektor pertanian hijau dan berkelanjutan.

Acara peresmian kerja sama ini disaksikan Sekjen Partai Komunis Vietnam Y M To Lam, perwakilan pemerintah senior dari Vietnam dan Indonesia, Chairlady TTC AgriS Dang Huynh Uc My, serta Direktur Sungai Budi Group Oey Alfred.

Direktur Sungai Budi Group Oey Alfred mengatakan acara ini merupakan perkembangan penting dalam kerja sama Vietnam dan Indonesia di bidang pertanian dan ekonomi. Acara ini juga berlangsung dalam kunjungan resmi kenegaraan Sekjen Partai Komunis Vietnam Y M To Lam ke Indonesia atas undangan Presiden Prabowo Subianto.

"Momen ini bertepatan dengan peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Vietnam dan Indonesia serta peringatan 30 tahun bergabungnya Vietnam ke ASEAN," kata Oey.

Selama berkunjung, Sekjen Partai Komunis Vietnam Y M To Lam dan Presiden Prabowo membahas arah kerja sama bilateral serta menyaksikan beberapa peresmian kerja sama sektoral, termasuk sektor pertanian.

Oey Alfred menjelaskan dalam perjanjian kerja sama tersebut, TTC AgriS dan Sungai Budi Group akan berkolaborasi dalam penerapan sains di sektor pertanian yang didukung teknologi mutakhir serta pengembangan rantai nilai industri pertanian di Indonesia, khususnya untuk tanaman tebu dan kelapa.

"TTC AgriS akan mendirikan usaha patungan yang bergerak dalam bidang pertanian presisi dan manufaktur canggih serta memanfaatkan kemitraan ini untuk merambah pasar pertanian dunia," terangnya. 

Pada industri gula, lanjut dia, kedua perusahaan akan berfokus pada transfer teknologi, praktik terbaik pengelolaan perkebunan, solusi digital sektor pertanian, serta proses perdagangan Vietnam-Indonesia.

"Lahan perkebunan uji coba seluas 2.000 hektare juga akan diluncurkan di Indonesia. Proyek ini menguji coba teknologi budi daya tanaman yang meningkatkan panen dan kualitas tanaman. Pusat kerja sama litbang pertanian di Indonesia juga termasuk rencana kerja sama ini," kata dia.

Di industri kelapa, jelas Oey, kedua perusahaan akan meningkatkan skala produksi hingga 300 juta liter/kg dalam dua tahap. Fase pertama yakni pengembangan platform produksi dan komersial dengan kapasitas awal 120 juta liter/kg kelapa untuk pasar Indonesia dan global.

Proyek ini juga mencakup pengembangan ekosistem perkebunan kelapa organik seluas 20 ribu hektare, bekerja sama dengan petani lokal dan skala kecil guna meningkatkan skema bagi hasil dan menjaga standar mutu.

"Kemitraan ini tidak hanya menjadi perkembangan penting bagi TTC AgriS dan Sungai Budi Group, tapi juga menciptakan peluang transfer teknologi dan pertukaran manajemen secara lintas wilayah serta meningkatkan rantai nilai industri pertanian," jelas Oey.

Bagi Indonesia, sebagai salah satu penghasil tebu dan kelapa terbesar di Asia Tenggara, kolaborasi ini akan meningkatkan efisiensi, kualitas, dan pembangunan berkelanjutan di sektor agrobisnis.

"Dengan mengintegrasikan sektor pertanian di kedua negara, perdagangan bilateral akan meningkat serta berkontribusi pada target volume perdagangan Vietnam-Indonesia menjadi US$18 miliar pada 2028," kata Oey.

Chairlady TTC AgriS Dang Huynh Uc My menambahkan strategi kolaborasi global TTC AgriS tak hanya meningkatkan kualitas produk dan jangkauan pasar, tapi juga memperkuat komitmen pada pembangunan berkelanjutan. 

"Dengan mengintegrasikan teknologi canggih dan pengalaman industri selama puluhan tahun, kami ingin berkontribusi besar pada perkembangan sektor pertanian modern di Vietnam dan wilayah lain yang lebih luas," tutupnya.(H-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya