Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
TIM penyidik Polda Papua melakukan pemeriksaan kepada 24 saksi terkait kasus penembakan pendeta Yeremia Zanambani di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Sabtu (19/9) silam.
Karo Penmas Humas Polri Brigjen Awi Setyono, menuturkan penyidik juga telah melaksanakan koordinasi dengan kedokteran forensik rumah sakit Bhayangkara Makassar jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk membantu pelaksanaan visum maupun autopsi korban.
“Yang perlu diketahui, di TKP sendiri, di Hitadipa, Intan Jaya jaraknya sekitar 12 kilometer dari ibu kotanya di Sugapa,” papar Awi, di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (3/11).
Setelah ada rekomendasi dari tim gabungan pencari fakta (TGPF), lanjut Awi, keluarga sudah mengizinkan untuk dilakukan autopsi. “Saat ini barusan saja kami telepon, belum ada jawaban terkait dengan pesawat yang akan dipakai (penjemputan),” terang Awi.
Awi menjelaskan, di lokasi Intan Jaya, tidak ada penerbangan atau pesawat yang melintasi jalur tersebut. Akibatnya, jasad korban harus melewati terlebih dahulu jalur darat hingga ke distrik Kampong Hitadipa sejauh 12 kilometer.
Sejatinya, Awi mengaku pihaknya menyiapkan alternatif untuk meminimalisasi mendapat serangan KKB dengan menggunakan helikopter. Namun, area wilayah lembah membuat penerbangan di Hitadipa rentan diserang oleh kelompok KKB.
Sebelumnya, Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menyebut pelaku pembunuhan diduga seorang petinggi TNI Koramil Hitadipa. “Ini juga berangkat dari pengakuan korban sebelum meninggal kepada dua saksi. Minimal dua saksi melihat (oknum) berada di sekitar TKP pada waktu kejadian dengan 3 atau 4 anggota lain,” ucapnya.
“Kita masih terlalu dini untuk menyimpulkan itu. Kenapa? Untuk autopsi saja belum. Jadi nanti pasti diselidiki. Kalau nanti terjadi luka, lukanya di mana, akibat apa? Kalau memang itu akibat tembakan peluru, pelurunya jenis apa, dari senjata apa? Semuanya akan diselidiki,” tambahnya. (OL-14)
Malaria akan sangat berbahaya bagi anak-anak. Pasalnya, imunitas anak-anak belum cukup kuat sehingga terkena malaria akan membahayakan nyawa.
senjata tradisional papua yang biasa digunakan dalam peperangan maupun sebagai alat rumah tangga yang memiliki fungsi ganda
makanan khas Papua yang terbuat dari bahan-bahan asli Papua, juga terdapat makanan ekstrem yang tidak lazim ditemukan di daerah lain
Aksi fashion show Papua Youth Creative Hub di Hari Anak Nasional buat Jokowi kagum
Eston berkomitmen untuk melanjutkan pendidikan Sarjana (S1) dan Progran Magister (S2) pada Program Studi (prodi) Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI
NASIB Tanah Papua tidak seindah kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Ironis memang, sumber daya alam begitu melimpah, tetapi kesejahteraan masyarakat Papua nyaris stagnan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved