Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Pasien Isolasi Mandiri Terus Berkurang

(Hld/J-2)
31/10/2020 04:35
Pasien Isolasi Mandiri Terus Berkurang
Suasana di Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (11/9/2020).(MI/FRANSISCO CAROLIO HUTAMA GANI.)

HINGGA kemarin, jumlah pasien isolasi mandiri di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, tersisa 844 orang. Terjadi pengurangan 110 pasien dari sebelumnya 954 orang.

Pun seluruh pasien yang masih menjalani perawatan ditempatkan di Tower 4 dan 5 RSD. Perinciannya, 441 pria dan 403 perempuan. Demikian dikatakan Kepala Penerangan Kogabwilhan I Kolonel Marinir Aris Mudian.

Sementara itu, terang dia, data rekapitulasi pasien isolasi mandiri terdaftar, sejak 15 September hingga kemarin mencapai 12.377 pasien. "Saat ini hanya tersisa 844 orang. Sisanya sudah sembuh," kata Aris.

Selain pasien isolasi mandiri, sambung dia, jumlah pasien rawat inap covid-19 di RSD Wisma Atlet juga mengalami pengurangan. Data terbaru menyebut ada pengurangan sebanyak 21 pasien sehingga jumlah pasien yang masih dirawat di Tower 6 dan 7 sebanyak 1.240 orang.

Rekapitulasi pasien rawat inap di Wisma Atlet (23 Maret hingga saat ini) sebanyak 23.088 pasien terdaftar, sedangkan yang sudah keluar sebanyak 21.848 orang. Perinciannya, 21.411 orang dinyatakan sembuh, 429 dirujuk ke rumah sakit lain, dan 8 orang meninggal dunia.

Secara terpisah, epidemiolog Dicky Budiman mewanti-wanti kalau kasus covid-19 di Jakarta belum aman. Menurut dia, meski statistik yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunjukkan penurunan kasus aktif. Namun, positivity rate atau persentase kasus positif covid-19 justru masih tinggi alias berada di atas standar 5%, yakni 9,5%.

"Masih harus terus dijaga konsistensinya karena dengan test positivity rate yang masih belum mencapai 5%, itu menunjukkan masih banyak kasus yang belum ditemukan di masyarakat. Jadi, kalau disebut kasusnya sudah melandai, ya, belum. Itu karena masih ada kasus yang belum ditemukan."

Ia mengingatkan Gubernur Anies Baswedan untuk menggencarkan kembali pelacakan kontak (contact tracing) covid-19. Dicky menilai ada prosedur testing, tracing, treatment (3T) yang belum optimal.

"Tugasnya itu di contact tracing. Selain itu, pengawasan di klaster rumah tangga dan perkantoran juga harus digencarkan. Pemprov DKI sebaiknya tidak mengurangi pengawasan," tandasnya. (Hld/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya