Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Brigade Banjir Jaga Persawahan dari Terjangan Bah

Iam/Fer/X-3
27/10/2020 03:41
Brigade Banjir Jaga Persawahan dari Terjangan Bah
Ilustrasi(Medcom.id)

SEJUMLAH area persawahan di daerah-daerah lumbung padi rawan terendam banjir di musim penghujan yang dipicu badai La Nina.

Oleh karena itu, pemerintah mulai menyiapkan peralatan pompanisasi in-out di persawahan tersebut dan melakukan rehabilitasi jaringan irigasi tersier atau kuartier untuk mengantisipasi terendamnya sawah serta tanaman padi.

“Kami mengaplikasikan early warning system dan rutin memantau informasi di BMKG. Kami membentuk brigade banjir, brigade tanam, dan brigade panen. Kami juga melakukan mapping di wilayah rawan banjir,” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Agriculture War Room (AWR) Kementerian Pertanian, kemarin.

Selain itu, para petani juga diimbau menggunakan benih padi yang tahan genangan seperti Inpara 1 sampai 10, Inpari 29, Inpari 30, Ciherang Sub 1, Inpari 42 Agritan, dan varietas unggul lokal sejenisnya.

“Yang paling penting lakukan klaim asuransi usaha tani padi bagi yang sudah mendaftar dan bantuan benih gratis bagi yang mengalami gagal panen (puso). Terakhir perbaiki pascapanen dengan menggunakan dryer atau pengering. Ini beberapa langkah sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk meng antisipasi dampak dari La Nina,” tandas Yasin.

Badai La Nina dengan curah hujan tinggi bisa berdampak terhadap sektor pertanian, perikanan, perhubungan, dan lingkungan hidup. Sebagai informasi, suhu permukaan laut di wilayah Pasifik tengah dan timur dalam kondisi dingin yang menjadi ambang batas kategori La Nina.

Hal itu sejalan dengan peringatan dini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memprediksikan gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 25-27 Oktober 2020.

BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan ketika menghadapi angin dengan kecepatan di atas 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m).

“Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Banten, Laut Natuna utara, Perairan Kepulauan Natuna, dan Kepulauan Talaud. Kondisi ini mengakibatkan gelombang setinggi 1,25 hingga 2,50 meter yang berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Mohon masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi tetap waspada,” tandas Kepala bidang Humas BMKG Taufan Maulana di Jakarta, kemarin. (Iam/Fer/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya