Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
PETANI abad 21 di era digital 4.0, kolotnial maupun milenial, seharusnya tidak lagi berfikir "tanam, petik lalu jual" maka bentuklah korporasi. Dukung dengan inovasi dan mekanisasi, agar menguasai pertanian dari hulu ke hilir sebagai bisnis bukan sekadar bertani.
"Bukan lagi jamannya petani bekerja dan berusaha tani sendiri-sendiri. Harus berjamaah. Awali dari kelompok-kelompok tani untuk membentuk korporasi petani. Saham korporasi dari petani," kata Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi di Ciamis, Jabar, kemarin
Di hadapan sejumlah penyuluh dan petani Ciamis di Kecamatan Pamarican maupun Sindangkasih, Dedi Nursyamsi mendorong petani mengubah semangat dan etos kerja, dari sekadar bertani menjadi pengusaha.
Menurutnya, para penyuluh di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Pamarican dan BPP Sindang Kasih, pelaksana digitalisasi pertanian Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani) berperan mendampingi dan mengawal hadirnya petani maju, mandiri dan modern.
"Pertanian terbukti bertahan di tengah pandemi Covid-19. Pertanian tumbuh 16,24%. Begitu pula ekspor produk pertanian, kontribusinya positif bagi perekonomian nasional," kata Dedi Nursyamsi.
Padahal, katanya, anggaran APBN 2020 untuk pertanian dipangkas hingga 2/3, berdampak pada alokasi Dana Dekonsentrasi dan Dana Alokasi Khusus untuk BPP pun susut dari Rp1,4 triliun jadi Rp150 miliar.
"Kadistan Ciamis tadi mengaku padahal sudah siap rehab dan bangun BPP, tapi ditunda karena Covid-19," katanya.
Dedi Nursyamsi hadir di Ciamis bersama Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Dadan Hidayat; Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ciamis, S Budi Wibowo; dan Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan BPPSDMP) Leli Nuryati.
"Pertanian tetap tumbuh karena semangat petani dan penyuluh bahu-membahu di lapangan. Tidak berlaku WFH (work from home) di lapangan, Sinar matahari malah menyehatkan untuk menangkal Corona," katanya.
Dedi merujuk sukses Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kabupaten Lampung Tengah. Ada sembilan Pasar KWT dari 11 kecamatan, yang dibangun bupati. "Penggerak KWT, penyuluh honorer THL-TBPP, sampai saat ini belum diangkat jadi PNS tapi tetap berprestasi."
Dia pun mengutip arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo seperti diinstruksikan Presiden RI Joko Widodo bahwa pertanian Indonesia ke depan harus berbasis korporasi selaku korporasi petani yang dikelola dengan manajemen profesional.
"Petani tidak lagi sendiri-sendiri. Korporasi petani yang akan menjaga setiap anggota mendapat laba yang sama. Bilamana merugi, risikonya dibagi ke seluruh pemegang saham, sehingga kerugian tidak terasa," katanya seperti dilansir dari keterangan tertulis Pusluhtan BPPSDMP.
Menurutnya, masalah utama petani kita adalah sekadar bertani dan bekerja. Tanpa orientasi laba. Akibatnya, anak petani enggan turun ke sawah, karena melihat bapaknya sudah bekerja keras di sawah berbulan-bulan, tapi hanya cukup untuk makan.
Dedi Nursyamsi mengajak petani Ciamis dan di seluruh Indonesia jangan lagi menjual hasil panen mentahan. Proses dahulu menjadi produk olahan bernilai tambah, sehingga petani meraih laba setelah dilepas ke pasaran.
"Bayangkan, petani jual gabah, harganya R4.000 sekilo. Harus tunggu tiga sampai empat bulan untuk panen. Selama itu pula seluruh risiko kebanjiran, kekeringan, hama penyakit ditanggung petani sendirian," katanya.
Setelah petani membentuk korporasi, maka saham yang dikumpulkan dapat digunakan membeli rice milling unit (RMU) dan mesin pengering (dryer). Hasil panen diolah dulu di RMU dan dryer kemudian dikemas menjadi beras premium seharga Rp15.000, berarti petani meraih laba empat kali lipat dari sekadar menjual gabah.
"Faktanya saat ini, petani masih jual gabah. Pedagang raih untung berlipat ganda dalam hitungan hari. Tanpa risiko kerugian berbulan-bulan seperti ditanggung petani. Penyuluh harus mampu mengubah mindset petani." kata Dedi mengakhiri arahannya di BPP Pamarican, Ciamis. (OL-13)
PEMERINTAH Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah (Kalteng), memastikan akan mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi, terkait kasus tanah demplot pertanian.
Presiden Prabowo Subianto mengadakan rapat secara maraton bersama sejumlah Menteri Kabinet Merah Putih di kediaman pribadinya, Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (20/8).
Wamentan Sudaryono mengajak para wisudawan Polbangtan Yoma untuk menjemput impian dengan usaha terbaik dan bangkit membangun sektor pertanian.
Kementerian Pertanian memproyeksikan produksi beras nasional hingga September 2025 surplus sebanyak 4,86 juta ton dari target yang telah ditetapkan.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyebut HUT ke-80 RI merupakan momentum penting untuk meneguhkan kembali komitmen terhadap kemandirian pangan nasional.
OBSESI untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi 8% agar Indonesia keluar dari middle income trap (MIT) masih terasa berat.
Mentan mengatakan kepada seluruh jajarannya, harus berpartisipasi aktif menyukseskan program utama dan strategis Kementan di antaranya Program SIMURP.
PERAN Komando Strategi Pembangunan Pertanian (KostraTani) untuk pertanian sangat penting, karena itu Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP) memperkuat peran Kostratani.
KOMANDO Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani) menjadi gerakan pembaharuan pembangunan pertanian yang terus didengungkan Kementerian Pertanian RI.
Kementan memaksimalkan peran Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang ada di level kecamatan.
Dukungan disampaikan Bupati Kulon Progo, Sutedjo, terhadap Kostratani saat bertemu Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi.
BPP Kostratani yang sudah dibangun AOR dan terhubung dengan AWR di Kementan, bisa meningkatkan kemampuan dan kapasitas penyuluh dan petani.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved