WABE, 62 tengah sibuk dengan sebilah tongkat sepanjang 1,5 meter. Tongkat itu dihujamkan berkali-kali ke tanah untuk membuat lubang-lubang dengan jarak beraturan.
"Ini sedang nonjo, Mas. Nanti lubangnya diisi bibit bawang merah," terang Wabe, petani di Dusun Nawungan 1, Desa Selopamioro, Imogiri, Bantul, Sabtu (17/10)
Ia tidak sendirian. Istri dan anak perempuannya kemudian bertugas menanam bibit bawang merah tersebut ke lubang-lubang yang telah dibuat. Ia mengaku, menanam bawang merah saat ini lumayan menguntungkan karena harganya lumayan bagus. Minggu lalu dia baru saja memanen bawang merah.
"Kemarin bisa menjual bawang merah sampai Rp30 ribu perkilogram, lebih menguntungkan daripada harga cabai," ujar dia.
Wabe adalah salah satu anggota dari Kelompok Tani Lestari Mulyo Dusun Nawungan 1 Desa Selopamioro Kecamatan Imogiri Bantul. Sebelumnya, sang ketua kelompok tani tersebut, Juwari menjelaskan, budidaya bawang merah di kawasan tersebut mulai dilakukan sejak tahun 1992.
Pada saat itu, ketersediaan air menjadi hambatan mengembangkan komoditas bawang merah. Namun, saat ini, kesulitan air sudah ada solusinya dengan keberadaan sumur bor. Penggunaan air untuk menyirami tanaman Rp22.500 per jam.
"Di sini, usim tanam (MT) pertama padi tadah hujan. Kemudian MT 2 pada Mei masuk tanam bawang merah," jelas dia. Pada Agustus (MT 3), petani masih menanam bawang merah.
Pada MT 2, lahan bawang merah seluas 110 hektare. Namun, pada MT 3, lahan yang ditanami hanya 40 hektare karena keterbatasan air. Wajar saja, daerah tersebut berada di perbukitan dengan ketinggian 247 meter di atas permukaan laut.
Ia menjelaskan, kelompoknya sangat kompak dalam menjalankan pola tanam sehingga tingkat keberhasilan juga tinggi. Pupuk kandang yang digunakan, lanjut dia, sebanyak per 1.000 meter mencapai 3 hingga 4 ton. Pihaknya sampai kekurangan pupuk kandang hingga mendatangkannya dari lereng Merapi sampai Purworejo. Bibit bawang merahnya didatangkan dari Brebes, Jawa Tengah.
baca juga: Mukomuko Diguncang Gempa tidak Berpotensi Tsunami
Ketua Komisi B DPRD DIY, Danang Wahyu Broto mengatakan ia bersama anggota Komisi B DPRD DIY telah mengunjungi lokasi pertanian dan mendengar pemaparan dari Ketua Kelompok Tani Lestari Mulyo pada Rabu (14/10) sore. Ia optimistis dengan pertanian bawang merah di lokasi tersebut. Usulan petani Nawungan agar hasil pertanian mereka bisa lebih baik dapat diakomodasi dengan anggaran yang ada jika darurat Covid-19 sudah selesai. Pihaknya pun saat ini tengah membahas APBD 2021.
"Secara prinsip provinsi siap untuk mensuport untuk kegiatan (pertanian) di Nawungan Selopamioro," pungkas dia. (OL-3)