Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PEMANDANGAN warga di sejumlah desa di wilayah kecamatan Wonosamodra, kabupaten Boyolali mencari air bersih di kedokan buatan di dasar sungat saat kemarau, mulai Jumat (9/10) tidak akan ada lagi. Seiring dengan tuntasnya bantuan pembangunan sumur artesis oleh Yayasan Solo Peduli.
" Ya, kami warga sejumlah desa sangat berterimakasih, diberi wakaf oleh Yayasan Solo Peduli, sehingga sejak Jumat (9/10) tidak perlu lagi mencari air di kedokan buatan di dasar sungai kering, saat kemarau berlangsung, " ungkap Kepala Dusun Ngasinan, Desa Garangan, kecamatan Wonosamodra, Sabtu ( 10/10).
Sebelum sumur artesis berdebit 1 liter/detik itu ada, maka ribuan jiwa warga sejumlah desa, selalu mengalami krisis air bersih ketika musim kemarau datang. Dan karena faktor kemiskinan, banyak warga memilih mencari air bersih di kedokan dasar sungai kering, atau sumber air lainnyan di hutan, ketimbang membeli air beraih yang mahal.
"Membeli air bersih mahal, di atas Rp 150 ribu, habis dalam waktu sepekan," tutur seorang warga Dusung Ngasinan.
Karena itu ketika Yayasan Solo Peduli datang ke Desa Garangan untuk membuatkan sumur artesis, warga menyambut suka cita. Terlebih ketika sumur artesis denga debit 1 liter/detik itu terwujud dan diresmikan serta diserahkan atau diwakafkan kepada pihak desa, kegembiraan warga tidak bisa disembunyikan lagi.
Camat Wonosamodra, Joko Suseno mewakili Pemkab Boyolali berterimakasih terhadap Yayasan Solo Peduli, yang bersedia membantu warga desa di wilayahnya dalam mengatasi krisis air bersih di musim kemarau.
"Keberadaan sumur artesis ini warga sejumlah dusun di Desa Garangan menjadi dimudahkan mendapat air bersih sepanjang waktu, dan bukan saat kemarau saja. Beban pemerintah membantu air bersih juga menjadi berkurang," imbuh Suseno.
Sementara itu Ketua Yayasan Solo Peduli Sidik Anshori berharap, wakaf sumur artesis dapat dirawat dan dikelola secara bersama oleh warga dan pihak desa.
"Kami sangat senang dan bahagia, bapak ibu dan anak anak menjadi mudah memperoleh air bersih, " ungkap Anshori.
baca juga: Pemilik Hajatan Menduga Santan Untuk Nasi Kuning Jadi Sumber Racun
Sumur artesis yang berlokasi di halaman rumah Qomsah, warga Dusun Ngasinan RT 01/RW 05 mulai dibangun Yayasan Solo Peduli bulan lalu, dengan kedalaman sekitar 60 meter, dan menghasilkan debit air bersih sebanyak 1 liter/detik. Program Solo Peduli yang berpusat di Kota Solo, hadir sebagai solusi membantu pemerintah, dalam mengatasi berbagai masalah sosial kebencanaan, kesehatan, pendidikan bagi masyarakat miskin, dan program kemanfaatan lain unuk penuntasan kemiskinan.
"Ya Solo Peduli punya program solutif untuk kemanusiaan seperti klinik gratis, peaantren gratis, sekolah SMK gratis, beasiswa jenjang D3, S1 hingga S2, " kata juru bicara Solo Peduli, Sundyah, Sabtu (10/10) (OL-3)
Vinilon membangun sistem perpipaan dari hulu ke hilir dan sarana air bersih yang memadai sepanjang 4,5 km di Desa Banuan, Nusa Tenggara Timur.
210 pondok pesantren di wilayah Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur menunjukkan bahwa hanya 54% pesantren yang memiliki akses terhadap air bersih yang layak,
Tujuannya untuk menarik investasi asing dari beberapa negara, seperti Turki, Tiongkok, dan Eropa yang memiliki minat berinvestasi di bidang air di Tanah Air.
Selama bertahun-tahun, masyarakat di wilayah Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen sangat bergantung pada suplai air donasi dari perusahaan yang berada di sekitar warga.
Kondisi ini menuai keluhan dari warga. Rani, 36, warga Perumahan Taman Raya, mengaku kesulitan menjalani aktivitas sejak pagi lantaran air di rumahnya tidak mengalir.
Sungai Akelamo dan Danau Karo, dua sumber air warga Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, menunjukkan kualitas yang sangat baik.
Sangat dimungkinkan Serat Witaradya ini ditulis pujangga besar tanah Jawa, Raden Ngabehi Ranggawarsita pada tahun 1863 Masehi.
VIRUS penyakit mulut dan kuku (PMK) meluas dengan cepat di sejumlah sentra sapi potong di Kabupaten Boyolali, dan telah mengakibatkan 19 ekor kematian serta menginfeksi 188 sapi milik peternak.
APSPI mendesak Presiden Prabowo Subianto segera meneken regulasi yang mewajibkan industri pengolahan susu (IPS) menyerap sepenuhnya produksi susu dalam negeri.
Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali (Disnakkan) menunggu keseriusan Industri Pengolahan Susu (IPS) menyerap total produksi susu lokal.
WAKIL Ketua DPR RI dari Fraksi Partai NasDem Saan Mustopa buka suara soal viralnya peternak sapi di Pasuruan yang membuang 500 ribu liter susu. Pemerintah diminta memprioritaskan perhatian
Ditjen PKH bersama Komite Pengawas Perpajakan dan Pemda Boyolali turun tangan untuk memfasilitasi solusi bagi peternak sapi perah UD Pramono.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved