Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Beberapa petani mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi. Akibatnya mereka terpaksa harus membeli pupuk nonsubsidi yang harganya hingga tiga kali lipat lebih mahal dibandingkan pupuk bersubsidi.
Petani asal Kecamatan Pedes Kusnadi mengatakan padahal saat ini sawahnya yang baru berumur 1 bulan memasuki masa pemupukan.
"Tetapi pupuk subsidi sangat sulit kita temukan," kata Kusnadi, Senin (7/9).
Kusnadi yang memiliki sawah kurang dari 1 hektare (ha) itu terpaksa membeli pupuk yang harganya Rp650.000 per kuintal.
"Biasanya kalau pupuk subsidi itu hanya Rp190.000 per kuintalnya," ungkap Kusnadi.
Hal serupa diungkapkan Abdul Hamid. Petani asal Jayakerta tersebut pasrah karena tidak adanya pupuk urea dan TSP. Ia mengatakan kios yang ada d Desa Kampung Sawah dan Medangasem tidak lagi memiliki urea dan TSP. "Pemilik kios beralasan belum ada kiriman dari distributor pupuk," keluh Hamid.
Padahal, menurut Hamid, untuk 1 ha sawah dibutuhkan 300 kilogram (kg) urea dan 300 kg TSP, untuk pembibitan 20 kg. "Paling lambat, selesai tandur 20 hari, harus sudah diberi urea dan TSP," jelasnya.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian Dinas Pertanian Karawang Entoh Hendra Permana mengaku menyadari keresahan petani soal kelangkaan pupuk bersubsidi saat ini. Pasalnya pupuk merupakan kebutuhan dasar bagi petani untuk melakukan kegiatan tanam, selain air. Apalagi kegiatan tanam tidak bisa ditunda.
"Kita menyadari kalau kami di-bully gara-gara pupuk. Namun, kami tetap berupaya," kata Entoh.
Menurutnya, hingga Agustus 2020 Karawang mengalami kekurangan pupuk bersubsidi sebesar 838 ton dari kebutuhan pupuk bersubsidi sebesar 52.000 ton. Atau berdasarkan RDKK 56.000 ton, Karawang hanya mendapat kuota 38.000 ton.
"Pengurangan kuota pupuk bersubsidi itu ketentuan pemerintah," papar Entoh.
Kuota tersebut diperuntukkan bagi 66.000 petani pemilik dan penggarap yang luas sawahnya kurang dari 2 ha. Akibat pengurangan kuota itu, kata Entoh, pupuk bersubsidi di Karawang langka. Sementara untuk pupuk nonsubsidi masih normal.
Yang membedakan dari keduanya, kata Entoh, adalah harga. Harga pupuk bersubsidi sekitar Rp180.000 per kuintal, sementara nonsubsidi Rp380.000 hingga Rp440.000 per kuintal.
"Harga pupuk subsidi sudah ditentukan. Jadi, kalau ada yang harganya mahal. Itu pupuk nonsubdidi," ucapnya.
Baca juga: Krisis Air Bersih Landa 11 Desa di Klaten
"Kebutuhan sampai Desember tahun ini 11.000 sampai 12.000 ton," ucap Entoh.
Menurut Entoh, kecil kemungkinan adanya penimbunan pupuk bersubsidi sebab pupuk bersubsidi dikeluarkan dan disalurkan berdasarkan kuota yang ditetapkan.
"Kalau petani (yang mendapat pupuk bersubsidi) sudah tanam, berarti jatah pupuknya sudah diambil," lanjutnya.
Untuk mengatasi kelangkaan itu, Dinas Pertanian Karawang telah mengajukan tambahan kuota ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pihaknya, imbuh Entoh, juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian. Hanya saja, sejauh ini belum ada tanggapan.
"Kita belum tahu apakah kuota bakal ditambah atau tidak," pungkas Entoh. (OL-14)
Asisten Deputi Pemasaran dan Digitalisasi Usaha Mikro Kementerian UMKM Ari Anindya Hartika menekankan pentingnya inovasi dan kolaborasi lintas sektor.
Kejurnas Tenis Junior TDP-IMTC Piala Bupati Karawang digelar pada 12-15 Juli dan Piala Kajari Karawang digelar pada 17-21 Juli 2025.
Kejurnas diikuti 200 petenis dari 65 kabupaten/kota di Indonesia dengan mempertandingkan 22 kategori.
Bantua ini merupakan bentuk aspirasi kepada siswa-siswi Sekolah Dasar. Penyerahan Bantuan disaksikan oleh orangtua siswa.
MENJADIKAN Karawang, Jawa Barat, bukan hanya sebagai destinasi industri, melainkan juga sebagai masa depan hunian premium di timur Jakarta.
SEORANG mahasiswi berusia 19 tahun korban kekerasan seksual di Karawang, Jawa Barat, dipaksa menikah dengan pelaku yang juga adalah pamannya sendiri.
Moratorium selama tiga tahun akan menciptakan stabilitas ekosistem pertembakauan dan memberi ruang bagi petani serta pelaku industri agar tidak gulung tikar.
Peningkatan pengetahuan petani mengenai pengelolaan hama juga akan berdampak positif lebih luas, antara lain berkontribusi langsung pada peningkatan produksi pangan dalam negeri.
PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo subholding dari PTPN III (Persero) mendapat apresiasi dari Pimpinan VII BPK Slamet Edy Purnomo dalam kunjungan kerjanya ke Java Coffee Estate.
PEMERINTAH Indonesia tengah memacu transformasi ekonomi nasional melalui penguatan sektor pangan dan energi domestik.
Keunggulan melon itu terletak pada produktivitas tinggi, ketahanan terhadap penyakit, dan kualitas buah premium yang sesuai dengan permintaan pasar modern.
Permentan 15/2025 Permudah Petani Peroleh Pupuk Bersubsidi
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved