Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Komunitas Janda Merawat Pertanian Menjaga Lumbung Desa

Ferdinandus Rabu
02/9/2020 13:55
Komunitas Janda Merawat Pertanian Menjaga Lumbung Desa
Kelompok Tani Pengorbanan Seorang Ibu Pada Anaknya (Pesipa), yang beranggotakan para janda semangat merawat pertanian menjaga lumbung desa..(MI/Ferdinandus Rabu)

KOMITMEN menjaga dan memberdayakan lahan pertanian terus digeliatkan olek komunitas para janda yang tergabung dalam Kelompok Tani Pesipa, yang merupakan kepanjangan dari Pengorbanan Seorang Ibu Pada Anaknya.

Kelompok Tani Pesipa berada di Desa Sinar Hadigala, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur. Sejak berdiri pada 15 Mei 2014, kelompok tani yang beranggotakan 16 orang janda ini, berkomitmen untuk mendedikasikan tenaga dan pikiran bagi pengembangan potensi pertanian dan perkebunan di desa mereka. Walapun masih banyak keterbatasan, namun kelompok tani ini tetap semangat berjuang demi terjaganya lumbung pangan di desa mereka.

Apalagi di saat kemarau ini, banyak lahan kekeringan, juga terbatasanya air. Namun, tidak menyurutkan mereka untuk terus menanam dengan berbagai tanaman pangan yang cocok dengan kondisi lahan kering, seperti jagung, sayur-sayuran, sorgum, juga ubi-ubian.

Ketua Kelompok Tani Pesipa, Yuliana Lili Nitit mengakui jika mereka memiliki kepedulian yang sama untuk menjaga sekaligus merawat tanah di desanya. Yaitu bagaimana terus diberdayakan demi menjaga lumbung pangan desa.

"Sebagai kumpulan para janda yang merasa senasib, kelompok tani kami ini memang punya kepedulian yang sama untuk fokus pada pengembamgan potensi pertanian dan perkebunan. Tidak memiliki suami bukan berarti kami pasrah, tapi justru semakin menguatkan tekad kami untuk tetap hidup," ungkap dia.

Caranya, jelas janda berusia 54 tahun ini, dengan mengembangkan lahan pertanian di desanya. Juga meningkatkan produksi tanam. Berbagai cara dilakukan untuk tetap memberdayakan lahan yang ada di desanya.

Yuliana pun menambahkan, walaupun beranggotakan kaum janda, namun semangat kelompok tani PESIPA untuk tetap menjaga ketersediaan pangan di desa terus dilakukan, termasuk mengolah lahan sendiri juga mengolah  lahan milik orang.

"Kita lakukan dengan berbagai cara agar lahan tidak kosong dan terus ditanam. Beberapa lahan milik kami ditanam dengan beberapa tanaman yang cocok dengan kondisi lahan kering, seperti jagung, sayuran-sayuran, ubi-ubian juga tanaman sorgum, untuk menjaga ketersediaan pangan saat kemarau ini," ujarnya.

Tidak hanya mengolah kebun sendiri, jelas dia, kelompoknya sering dimintai untuk mengolah lahan orang, seperti yang dilakukan saat ini mengolah lahan orang seluas 1,5 hektare untuk tanaman jagung jenis Lamuru. Memang dari sisi usia, tenaga kami sudah kurang produktif lagi, tapi semangat kami untuk terus menaam masih tinggi demi menjaga ketersediaan pangan.

Baca Juga: Akhir 2020, 5.733 BPP KostraTani Terkoneksi AWR

Sementara itu ditengah keterbatasan air dan irigasi, Yuliana pun berharap adanya bantuan dan perhatian pemerintah untuk membuka jaringan irigasi di desa mereka demi pengembangan lahan tanam.

"Di sini memang sangat sulit air untuk irigasi. Apalagi saat musim kemarau air mengering. Biasanya kami harap dari air sungai yang cukup jauh, namun debit airnya sangat kecil. Kami terpaksa harus menyedot air dengan pinjam mesin dari desa tetangga, tapi itu juga masih sulit, karena tidak lama air tersebut tidak mengalir lagi. Beberapa waktu lalu juga kami sudah meminta bantuan dari seorang pemilik lahan untuk menyambung pipa dari mata air di sebuah bukit, tapi tetap sulit juga karena kadang pipa yang dipasang seadanya itu patah, sehingga air tidak bisa mengalir ke lahan tanam kami saat ini. Sehingga kami sangat berharap adanya bantuan pemerintah untuk bisa membuka jaringan irigasi di sini. Kalau boleh pemerintah bisa datang lihat langsung kondisi kami disini," ungkapnya berharap bantuan pemerintah. (OL-13)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik