Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pandemi tak Batasi untuk Asah Inspirasi

Lilik Darmawan
28/8/2020 17:10
Pandemi tak Batasi untuk Asah Inspirasi
Koordinator Sekolah Inspirasi Pedalaman (SIP) Maitsa Putri Shafa(MI/Lilik Darmawan)

SEBELUM pandemi merebak di berbagai daerah di Indonesia termasuk Banjarnegara, Jawa Tengah pada Februari dan Maret, Sekolah Inspirasi Pedalaman (SIP) Banjarnegara telah menggelar Nongkrong Inspirasi (Nongki). Acara yang diperuntukkan bagi para fasilitator yang siap diterjunkan pada program SIP tahun 2020.

Pada Februari, ada sharring pengalaman soal kuliah di luar negeri dan bagaimana cara mendapatkan beasiswa. Kemudian pada Maret, SIP mendatangkan seorang aktivis perempuan yang melaksanakan kerja-kerja pemberdayaan di perbatasan, tepatnya di Sebatik, Kalimantan Utara.

"Sengaja kami mendatangkan untuk men-charge kami sebagai pendamping atau fasilitator. Jadi, Mbak Fatimah madjid sengaja dihadirkan untuk memberikan motivasi bagaimana memberdayakan dan mendampingi di wilayah perbatasan yang terpencil. Tentu ini akan relate dengan yang dikerjakan oleh SIP,"kata Koordinator SIP Maitsa Putri Shafa atau yang akrab dipanggil Eta kepada Media Indonesia.

Nongki secara offline terhenti pada Maret dan SIP memutuskan untuk tidak melakukan penerjunan ke desa pada tahun 2020. "Setelah terjadi pandemi, semuanya memang berubah. Kami harus beradaptasi. Misalnya, dengan kondisi pandemi tidak mungkin memaksakan diri untuk terjun mendampingi anak-anak di desa seperti kondisi normal. Selain itu, tidak arif juga ketika menggelar acara Nongki secara tatap muka yang tentu akan berpotensi memunculkan kerumunan. Itu harus disadari," ujarnya.

Maka sejak April hingga Agustus, seluruh kegiatan Nongki dilaksanakan secara daring, bahkan rapat-rapat dengan para pendamping. "Memang, ada perbedaan, tetapi bedanya cuma soal tatap muka dengan daring. Tetapi, sesekali kami mengadakan pertemuan terbatas menyangkut persoalan yang urgen. Yang pasti, karena kondisi pandemi, maka dilaksanakan dengan protokol kesehatan. Apa yang dibahas? Nah, jika sebelumnya kami berbagi ilmu dengan anak-anak di pedalaman, kini saatnya kami dibagi ilmu oleh mereka oara expert di bidangnya untuk menambah pengetahuan para fasilitator," kata Eta.

Dijelaskan oleh Eta, salah satu yang mendapat penuh misalnya soal, kesehatan mental saat pandemi, home schooling, sampai pendidikan berbasis fitrah. Bahan-bahan kajian memang sengaja dikaitkan dengan pandemi Covid-19.

"Misalnya soal kesehatan mental, ini penting karena dengan situasi pandemi, banyak yang tidak keluar rumah dan rentan stress. Nah, para pendamping dapat mempelajari sekaligus mempraktikannya bagaimana agar tetap bisa sabar dalam menghadapi kondisi," ujar Eta.

Menurutnya, bagi para pendamping, tidak saja mendapat ilmu semata, melainkan juga dapat menerapkan di keluarga masing-masing. "Misalnya, ketika ada bahan mengenai pendidikan berbasis fitrah. Itu benar-benar sangat menarik bagi para pendamping. Artinya, dalam memberikan pendampingan, biarlah anak-anak menyesuaikan fitrahnya, sesuai kemampuan dan talentanya masing-masing. Jadi pendidikan bukan dalam bentuk pemaksaan, melainkan memberikan kesempatan kepada anak-anak itu untuk tumbuh berkembang menyesuaikan kemampuannya masing-masing. Nah, inilah yang dapat diterapkan oleh para pendamping. Karena saat sekarang belum terjun ke desa pedalaman, ya paling tidak untuk adik-adiknya di rumah. Apalagi, pada umumnya pelajaran saat ini dilaksanakan secara daring," ujarnya

Menurutnya, selain dapat diterapkan untuk adik-adiknya, sesungguhnya itu juga dapat diaplikasikan bagi dirinya sendiri. "Jadi, sebetulnya meski saat sekarang pandemi, kami tetap akan terus mengasah inspirasi. Memang, ada kendala saat terjadi pandemi Covid-19, namun SIP masih dapat bergerak untuk mengasah inspirasi. Ini yang akan menjadi modal untuk penerjunan nanti pada 2021 mendatang," tandasnya. (OL-13)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya