Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim kemarau mulai memasuki wilayah Indonesia bagian selatan pada Agustus 2020. Kondisi itu dipengaruhi penguatan angin Monsum Australia.
Beberapa wilayah yang diprediksi mengalami musim kemarau pada Agustus 2020 yaitu Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Bali, sebagian besar wilayah di pulau Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, sebagian Kalimantan bagian selatan, Sulawesi Selatan serta Papua bagian selatan.
Sementara itu musim kemarau pada September 2020 meliputi sebagian besar Sumatera bagian tengah, Kalimantan bagian selatan, tengah dan timur, Sulawesi bagian barat dan Maluku.
Mengantisipasi hal ini, Kelompok Masyarakat (Pokmas) yang membangun infrastruktur pembasahan gambut di Riau, mengantisipasi kebakaran di lahan gambut dengan melakukan sejumlah persiapan menyambut musim kemarau.
“Teman-teman pokmas melakukan patroli rutin, terutama pengecekan Infrastuktur Pembasahan Gambut (IPG). Untuk memastikan jika terjadi kebakaran IPG itu nanti berfungsi,” kata Misngadi, salah seorang pendamping Pokmas.
Ancaman kebakaran lahan gambut itu selalu ada. Tetapi, menurut Misngadi, sejak adanya program restorasi gambut di Riau kebakaran dapat diminimalisasi.
“Salah satu contonya kebakaran pada 2019. Meski terbilang parah, kebakaran lahan gambut yang terjadi di wilayah dimana terdapat Pokmas, kami kira tidak sampai 10%,” lanjutnya.
“Dan setelah kita cek itu di wilayah abu-abu. MIsalnya di areal konsesi atau tidak tergarap,” ucap Misngadi.
Kepala Kelompok Kerja Wilayah Sumatera pada Badan Restorasi Gambut, Soesilo Indarto, mengatakan bahwa pembangunan Infrastruktur Pembasahan Gambut seperti sekat kanal dan sumur bor di Riau seluruhnya dikerjakan oleh Pokmas.
“Kami memilih cara ini untuk mendukung program padat karya, dan lebih penting lagi untuk menjadikan masyarakat merasa memiliki. Karena itu mereka mau ikut serta menjaganya,” jelas Soesilo.
Sampai 2019 telah dibangun 1422 sekat kanal dan 1125 sumur bor di Riau. Pelaksanaan dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai pelaksana tugas pembantuan restorasi gambut.
Saat ini, BRG melalukan pengecekan ulang terhadap kondisi infrastruktur itu dengan menggunakan aplikasi Android. Aplikasi yang disebut SISFO itu memungkinkan letak IPG dengan koordinat yang akurat dapat diperoleh. Demikian pula kondisi terkininya.
“Terhadap IPG yang ada kerusakan, kami segera lakukan pemeliharaan. Untuk Riau, anggaran pemeliharaan adalah sekitar 400 juta. Kegiatan pemeliharaan ini juga melibatkan Pokmas,” kata Soesilo.(RO/OL-09)
Langkah-langkah strategis pun langsung diambil untuk memadamkan api dan mencegah meluasnya kebakaran.
WAKIL Menteri Kehutanan Sulaiman Umar meninjau lokasi kebakaran hutan dan lahan di Riau.
Titik panas di Sumatra di antaranya terdapat di Riau sebanyak 586 titik, Sumatra Utara 300 titik, dan Sumatra Barat 193 titik.
polisi menangkap seorang pelaku pembukaan lahan dengan cara dibakar, yang terjadi di Desa Kalimanting, Kecamatan Benai, Kabupaten Kuantan Singingi.
Sejak 7 Juli sampai dengan 19 Juli 2025, perwakilan guru dari 52 SD dan 18 SMP mengikuti pelatihan koding dan kecedasan artifisial secara bergiliran selama 5 hari.
Ratusan titik panas atau hotspot sebagai indikator kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terpantau tengah membara di Pulau Sumatra.
Di beberapa titik seperti Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, kondisi kering telah berlangsung lebih dari lima bulan.
Sebagai langkah antisipasi, masyarakat diingatkan untuk tidak melakukan tindakan yang bisa memicu terjadinya kebakaran.
PLT Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menegaskan pihaknya akan cepat memberikan informasi daerah-daerah yang rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), khususnya di lahan gambut.
BMKG memperingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun musim kemarau secara klimatologis telah dimulai.
Di kawasan pegunungan dan dataran tinggi, bahkan pada malam hingga pagi hari suhu udara dapat mencapai di bawah 14 derajat celcius.
Ketidakteraturan atmosfer memicu kemunduran musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia, memunculkan cuaca ekstrem yang terus berlanjut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved