Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Kepala BNPB Tegaskan Karhutla di Riau Diduga Ulah Manusia

Rudi Kurniawansyah
22/7/2025 21:31
Kepala BNPB Tegaskan Karhutla di Riau Diduga Ulah Manusia
(MI/Rudi Kurniawansyah)

KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menegaskan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi di sejumlah wilayah Riau diduga kuat akibat ulah manusia

Kepala BNPB Suharyanto menceritakan saat melakukan peninjauan lapangan menggunakan helikopter keempat daerah yang sedang mengalami Karhutla. Yakni Kabupaten Rokan Hulu, Rokan Hilir,  Bengkalis, dan Kota Dumai. Diakini dugaan kuat kebakaran tidak bersumber dari faktor alam semata.

"Sepintas terlihat bahwa api muncul secara terpisah di berbagai lokasi yang berbeda jauh, terutama di sekitar areal perkebunan kelapa sawit. Ini menunjukkan kuat dugaan bahwa kebakaran ulah manusia," kata Suharyanto, Selasa (22/7).

Karena itu diharapkan seluruh unsur pemerintah, baik pusat maupun daerah, sepakat untuk tidak membiarkan kejadian ini terus berlanjut. Langkah-langkah strategis pun langsung diambil untuk memadamkan api dan mencegah meluasnya kebakaran.

Lebih lanjut, untuk mengantisipasi Karhutla kian meluas upaya mengintensifkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). Operasi ini telah dilakukan beberapa kali dan saat ini memasuki tahap keempat.

"Beberapa hari lalu, satu pesawat melaksanakan dua sorti pagi dan siang melaksanakan modifikasi cuaca. Alhamdulillah, keduanya berhasil meski belum deras hujan turun. Hujan ini membantu menurunkan jumlah titik api dari semula lebih dari 500 menjadi di bawah 100 titik," jelasnya.

Memaksimalkan harapan tersebut,  sejauh ini, satu pesawat tambahan kembali diterjunkan untuk memperkuat armada. Dengan demikian, dua armada udara kini bekerja paralel dalam upaya pembasahan awan dan penyebaran hujan buatan.

Namun, Suharyanto mengingatkan bahwa keberhasilan OMC sangat bergantung pada kondisi awan. Jika asap terlalu tebal dan awan tidak terbentuk, maka operasi udara akan sia-sia. Karena itu, peran Satgas darat juga menjadi krusial dalam penanganan langsung di lokasi kebakaran.

Pemerintah terus mengintensifkan koordinasi lintas sektor untuk memastikan penanggulangan karhutla berjalan efektif dan tidak menimbulkan dampak berkepanjangan bagi masyarakat dan lingkungan.

Ia juga mengungkapkan bahwa berdasarkan koordinasi dengan BMKG, meskipun curah hujan di Riau saat ini tergolong rendah, kondisi cuaca tidak seekstrem saat El Nino tahun 2023. Namun demikian, kebakaran justru lebih besar dan berdampak signifikan terhadap jarak pandang bahkan dari udara.

“Kemarin kami menyaksikan langsung titik api di lapangan. Operasi water bombing saja tidak cukup jika tidak didukung pemadaman darat yang masif,” pungkasnya. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya