Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Ada 801 Subjek, Unpad Mulai Uji Coba Vaksin Covid-19

Bayu Anggoro
06/8/2020 16:05
Ada 801 Subjek, Unpad Mulai Uji Coba Vaksin Covid-19
Ilustrasi vaksin covid-19(AFP/ MLADEN ANTONOV)

TIM Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung akan memulai uji klinis fase III vaksin covid-19 asal Tiongkok pada Selasa (11/8) pekan depan. Pelaksanaan uji coba ini akan dilakukan di enam tempat berbeda yakni empat puskesmas di Bandung (Garuda, Ciumbuleuit, Dago, Puter) serta balai kesehatan dan rumah sakit pendidikan Unpad.

Ketua tim uji coba fase III vaksin covid-19 Unpad, Kusnandi Rusmil, mengatakan, hingga saat ini terdapat 801 calon subjek yang sudah mendaftar dari total kebutuhan 1.620 orang. Meski belum terpenuhi, pihaknya akan langsung memulai penelitian ini sambil menunggu calon subjek berikutnya.

"Kita running saja dulu, enggak usah nunggu semuanya ada," kata Kusnanto di Bandung, Kamis (6/8).

Setiap tempat yang dipilih itu akan menguji vaksin terhadap 20 subjek dalam setiap harinya. Pada tahap pertama, menurutnya, calon subjek akan dicek kesehatan fisiknya. Jika dinyatakan sehat dan sesuai kriteria, calon relawan ini akan diberi penjelasan terkait uji vaksin.

Mereka diberi kesempatan untuk bertanya hal apapun seputar penelitian tersebut.

"Setelah dicek kesehatan, lalu rapid test juga. Dan di hari yang sama akan diberi penjelasan," imbuhnya.

Setelah itu, masih di hari yang sama, calon subjek yang setuju dengan aturan dan segala hal terkait uji klinis akan menandatangani pernyataan sebagai bukti kesiapan menjadi relawan.

"Baru tiga hari kemudian akan divaksin (antara vaksin atau placebo)," ujarnya.

Baca juga: Uji Coba Vaksin Covid-19 Dimulai Agustus

Selang dua pekan kemudian, seluruh subjek yang sudah menjalani vaksin pertama akan kembali diberi vaksin.

"Setelah enam bulan, kami akan kembali memeriksa subjek," tuturnya.

Pemeriksaan dilakukan dengan mengecek darah untuk mengetahui apakah vaksin tersebut berhasil membentuk antibodi di tubuh subjek. Kusnandi menjelaskan, selama mengikuti penelitian sekitar tujuh bulan, seluruh subjek akan dipantau oleh sekitar 50 dokter yang 20 di antaranya merupakan spesialis.

Mereka pun akan dijamin kesehatannya mulai dari pemberian asuransi hingga penyediaan layanan rumah sakit. Jika ada subjek yang merasakan gejala, tim dokter akan langsung menangani untuk mengetahui apakah berasal dari proses vaksin atau bukan.

Meski begitu, Kusnandi optimistis uji klinis ini akan aman dan berhasil. Selain karena vaksin tersebut sudah melewati fase I dan II di Tiongkok, dia bersama timnya sudah berpengalaman puluhan tahun dalam uji coba tersebut.

Lebih lanjut, dia meminta subjek untuk tetap menjaga protokol kesehatan selama mengikuti proses uji klinis ini. Meski optimistis uji cobanya akan berhasil, para relawan diharap jangan sampai lengah karena merasa sudah diberi vaksin.

"Harus tetap pakai masker. Tunggu sampai herd immunity, sekitar 3-4 tahun lagi. Kalau semuanya (masyarakat) sudah benar-benar kebal, baru enggak pakai masker," tukasnya.

Sementara itu, dokter tim uji klinis fase III virus covid-19 Unpad, Sunaryati Sudigdoadi, menyebut, subjek yang menjalani uji klinis tidak akan dipaparkan dengan virus aktif sehingga tidak terlalu berisiko. Meski begitu, pihaknya bisa mengetahui apakah mereka memiliki kekebalan atau tidak terhadap virus tersebut.

Sebab, tambah dia, vaksin yang disuntikkan berasal dari virus covid-19 yang sudah dimatikan.

"Nanti ada tes netralisasi, yang hanya bisa dilakukan di lab dengan kriteria BSL III, di Litbangkes," ujarnya.

Saat menunggu enam bulan setelah dua kali disuntikkan vaksin, subjek akan kembali menjalani beberapa pemeriksaan.

"Nanti di tengah-tengah akan dicek lagi. Kadar antibodinya memang sudah cukup tinggi atau belum," tukasnya.

Sedangkan Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito berharap uji klinis ini bisa berhasil dalam waktu yang relatif cepat mengingat pandemi yang masih terjadi saat ini. Dia juga menilai uji klinis ini akan aman karena dilakukan oleh ahli dan telah melalui serangkai tes sebelumnya.

"Khasiatnya aman, terjamin, prosesnya juga terjamin dari aspek medis. Subjek terlindungi karena peneliti sudah berproses pada performanya," kata Penny.(OL-5)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya