Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PRODUKSI alas kaki Indonesia sempat menurun 70% karena melemahnya daya beli masyarakat dan keterbatasan bahan baku. Namun, sejak bulan Juli, industri alas kaki kembali menggeliat.
Indonesia tercatat sebagai produsen alas kaki terbesar nomor empat di dunia dengan jumlah produksi 1.271 juta pasang di tahun 2019. Pun sebagai eksportir alas kaki terbesar dunia yaitu sebanyak 406 juta pasang di tahun 2019.
Pada triwulan pertama tahun 2020, kinerja ekspor alas kaki Indonesia naik 15% dibandingkan tahun 2019. Namun akibat pandemi covid-19 sejak Maret 2020, produksi alas kaki Tanah Air anjlok hingga 70%.
Perlahan, sejak bulan Juli, industri alas kaki Indonesia mulai menggeliat. Hal ini tak lepas dari adanya perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang menguntungkan produsen alas kaki lain seperti Indonesia dan Vietnam.
Demi mendongkrak geliat industri alas kaki usai pandemi covid-19, Kementerian Perindustrian melaunching Indonesia Footwear Network (IFN) di Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) di Desa Kedensari, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Selasa (4/8) sore. Launching IFN ini dilakukan Dirjen Industri Kecil dan Aneka Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih melalui teleconference di Jakarta.
Baca juga: Industri Alas Kaki Meningkat 4,13%
Tujuan IFN, untuk mengumpulkan data para pelaku usaha industri alas kaki melalui etalase online berbasis website. Dengan demikian IFN akan mempermudah pengumpulan dan pencarian informasi serta profil berbagai usaha industri alas kaki dari hulu ke hilir.
"Setidaknya IFN akan mempermudah pelaku industri alas kaki saat membutuhkan bahan baku," kata Kepala BPIPI Heru Budi Susanto.
Melalui IFN, diharapkan bisa membuka akses seluas-luasnya kepada sesama pelaku industri alas kaki. Termasuk masyarakat yang tertarik dan berminat mengembangkan diri di industri alas kaki. IFN bisa membuka kesempatan dan peluang para pelaku usaha dengan masyarakat, sehingga akan saling menguntungkan.(OL-5)
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus melaksanakan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
Pemerintah Amerika Serikat telah menetapkan tarif baru sebesar 19% terhadap produk ekspor asal Indonesia, jauh lebih rendah dari rencana sebelumnya sebesar 32%.
ANGGOTA Komisi VI DPR RI, Rachmat Gobel, sangat mendukung amendemen terhadap Undang-Undang Perlindungan Konsumen.
Obligasi ini dijamin sepenuhnya, tanpa syarat, dan tidak dapat dibatalkan oleh CGIF selaku lembaga penjamin kredit dengan kekuatan finansial tingkat tertinggi (idAAA/stabil).
Tanpa mau belajar dari pengalaman negara lain, kita akan terjerumus ke dalam lubang menganga yang sudah kita ketahui sebelumnya.
Dari sisi fiskal dan makroekonomi, Anggota Komisi XI DPR RI, Puteri Komarudin, mengingatkan bahwa kebijakan ini dapat menghambat target pertumbuhan ekonomi nasional.
Kanwil Bea Cukai Jateng DIY beri fasilitas kawasan berikat ke PT Long Well untuk dorong ekspor, investasi Rp690 M, dan serapan 16.700 tenaga kerja.
Kebijakan tarif impor tembaga 50% yang diberlakukan Amerika Serikat diperkirakan tidak akan mengguncang kinerja smelter nasional.
Salah satu upaya tertuang dalam acara Pelepasan Ekspor dan Business Matching pada kegiatan PADI 2025 di Agro Center Soropadan, Temanggung, Jawa Tengah.
Trimegah Sekuritas menyebut sejumlah faktor yang menunjukkan bahwa arah kebijakan pemerintah saat ini mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyampaikan bahwa Indonesia bisa mendapatkan setidaknya dua keuntungan dari pengenaan tarif Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 19%.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie menyambut positif kesepakatan tarif impor sebesar 19% untuk produk Indonesia ke Amerika Serikat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved