Harga Lada Merangkak Naik, Nilai Tambah Bagi Petani

Rendy Ferdiansyah
05/8/2020 10:25
Harga Lada Merangkak Naik, Nilai Tambah Bagi Petani
Pekerja memilih biji lada yang akan dikemas di Rumah Lada Berkah Lada Petani Kota Pangkalpinang, Provinsi Babel. Harga lada Babel kini naik( ANTARA FOTO/Anindira Kintara)

UPAYA pemerintah Provinsi Bangka Belitung (Babel) mengembalikan kejayaan lada Putih Babel dengan Indeks Geografi (IG) Muntok White Paper (MWP) secara perlahan mulai membuahkan hasil. Hal tersebut dibuktikan dengan semakin membaiknya harga lada di pasar dunia. Gubernur Provinsi Babel, Erzaldi Rosman Djohan mengatakan naik turunnya  harga lada ini semua tergantung pasar dunia, tetapi bukan bearti pemerintah Provinsi tidak bisa bertindak memperbaiki tata kelola pasar.

Erzaldi menceritakan perjuangan mengembalikan kejayaan lada ini sudah dimulai sejak 2017 sampai sekarang, dengan dimulai ikut International Papper Community untuk strategi orang memasarkan lada.

"Setelah itu Pemprov Babel membuka pasar baru lada putih ke Rusia dan Eropa, sayangnya hampir semua lada dikuasai Vietnam. Lucunya kualitas lada Vietnam rendah dibandingkan Babel," kata Erzaldi, Rabu (5/8).

Di tabel pasar lada dunia, ada lada dari Muntok Hasta (Babel), Ho Chi Minh (Vietman) dan Kuching (Malaysia). Namun pasaran lada dari Babel lebih rendah padahal kulitas lada Babel lebih bagus dari mereka. Dan harga lada masih ditentukan oleh tata niaga lada dunia, sehingga lada dari Babel pun harus berjuang untuk menyesuaikan tata niaga lada dunia. 

Berdasarkan pengalaman itu, Erzaldi meminta tim yang bergerak di sektor lada lebih diberdayakan mulai dari koperasi lada hingga pemasaran bersama, termasuk ekspor hanya dari Bangka dan Belitung karena Babel memiliki indeks geografi. Kerja keras tim menurutnya mulai membuahkan hasil setelah harga lada putih Babel sudah mengalahkan Ho Chi Min yakni US$4.086 /metrikton, sedangkan harga lada Ho Chi Minh US$3900/metrikton.

"Alhamdullilah harga lada Babel di pasar dunia saat ini mulai merangkak naik yang awalnya Rp40 ribu perkilogram, terus Juni naik Rp55.154 kg, Juli naik lagi Rp57.109 kg dan sekarang di bulan Agustus menyentuh harga Rp.60.064 kg," imbuhnya.

baca juga: Kemendag Dorong Ekspor Produk Inovasi

Erzaldi berpesan agar tim lada menjaga kekompakan sehingga harga lada Babel bisa stabil di posisi yang tinggi.

"Pada 8 September nanti untuk lebih menstabilkan harga lada, kita akan mulai pasarkan lada di bursa kemudian kita bentuk komite penetapan harga lada sebagai harga acuan," pungkasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya