Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Aneka Sampah Ditemukan saat Normalisasi Drainase di Medan

Yoseph Pencawan
17/7/2020 20:35
Aneka Sampah Ditemukan saat Normalisasi Drainase di Medan
Normalisasi drainase di Kota Medan menemukan aneka sampah yang menyebabkan banjir.(MI/Yoseph Pencawan)

INTENSITAS hujan yang cukup tinggi beberapa hari terakhir membuat Pemerintah Kota Medan, Sumatera Utara mewaspadai ancaman banjir di daerahnya. Normalisasi drainase menjadi pilihan upaya pencegahan, hasilnya aneka rupa sampah ditemukan.

Pemkot Medan mulai melakukan normalisasi drainase dari Jalan Sisingamangaraja, Kecamatan Medan Kota, Jumat (17/7). Sekitar 100 petugas dari Dinas Pekerjaan Umum dan Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (P3SU) Kecamatan Medan Kota dikerahkan.

Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan kebijakan untik mengembalikan fungsi drainase, yakni mencegah terjadinya genangan air di sekitar jalan.

Petugas membuka penutup drainase dan dengan menggunakan alat berat berupa dua unit beco loader, dua skid loader dan 15 unit dump truk, pembersihan drainase dilakukan.

Beragam jenis sampah ditemukan di dalam drainase, seperti kayu, ban mobil, batu, sampah plastik, botol-botol, kabel, ban bekas serta sampah-sampah lainnya. Pantas saja saat hujan air selalu menggenangi jalan dan surutnya lama, karena lahu air terhalang sampah-sampah tersebut. Di dalam drainase juga banyak ditemukan genangan oli yang diduga berasal dari bengkel mobil.

"Selama ini di lokasi tersebut sering terjadi genangan air dan setelah kita cek, ternyata di dalam drainase ada material batu, ban bekas dan kabel yang menyebabkan penyumbatan," ujar Akhyar.

Setelah jalan Sisingamangaraja, pembersihan drainase akan dilanjutkan ke wilayah lain, seperti seputaran Jalan H.M. Joni, dan Jalan Halat.

Kepala Dinas PU Kota Medan Zulfansyah mengungkapkan daerahnya memiliki sekitar 500 titik rawan banjir. Pihaknya meyakini pembersihan drainase akan mampu mencegah puluhan titik banjir.

"Berbagai material yang ditemukan di dalam saluran drainase, seperti kabel fiber optik.Ini kesalahan masa lalu yang tidak akan diulangi. Artinya, pihak vendor pemasang kabel fiber optik kurang berkoordinasi dengan Dinas PU," paparnya.

Untuk itu, dia berjanji ke depan pihaknya akan memerketat pengawasan pengerjaan vendor kabel fiber optik. Terlebih, jika mereka akan melakukan pemasangan utilitas seharusnya mendapatkan rekomendasi dari Dinas PU. (OL-13)

Baca Juga: Pelarangan Kantong Plastik, Ikappi: Tak ada Alternatif Pengganti



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya