Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Sering Terendam Banjir, Alat Berat Bersihkan Drainase di Kawasan Kantor Bupati Pidie

Amiruddin Abdullah Reubee
06/12/2024 19:32
Sering Terendam Banjir, Alat Berat Bersihkan Drainase di Kawasan Kantor Bupati Pidie
Alat berat jenis excavator mini sedang membersihkan sedimen lumpur dan sampah plastik dekat pekarangan Kantor Bupati Pidie. Pembersihannya dipacu guna menghindari banjir susulan.(MI/Amiruddin Abdullah Reubee)

KAWASAN Kantor Bupati Pidie berlokasi di Cot Teungoh, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie, Aceh, rawan banjir setiap musim hujan. Ruangan kerja bupati pun sempat terendam kalau curah hujan tinggi. 

Lalu, banyak lagi perkantoran sekitar lokasi itu ikut tergenang air berkisar 20 cm hingga 50 cm. Itu karena aliran sungai, saluran pembuang atau drainase di kawasan itu sering tersumbat sedimen lumpur dan sampah plastik. 

Karena itu, Dinas Permukiman Kabupaten Pidie melakukan pembersihan saluran dan drainasi sekitar lokasi. Hal itu dilakukan untuk pencegahan banjir di kawasan setempat. 

Kepala Bidang Pengembangan Kawasan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Pidie, kepada Media Indonesia, mengatakan kondisi saluran pembuang dan dranainase di kawasan perkantoran hingga pinggiran jalur nasional setempat banyak tersumbat. Itu karena dipenuhi sedimen lumpur, sampah warga hingga botol plastik sekali pakai. 

Itu sebabnya mereka harus mengerahkan satu unit alat berat eskavator mini untuk mengeruk sedimen lumpur dalam drainase. Semua material lumpur atau sampah tersebut harus diangkut dan dibuang dengan truk ke lokasi lain. 

"Sekitar 2 per 3 kedalaman drainase itu sudah tertimbun sedimen lumpur dan sampah plastik. Dari kedalamas sekitar 1 meter dan luas 1 meter, tinggal sedikit sekali yang tidak tertimbun. Makanya setiap banjir cepat meluap," tutur Yuswadi, Jumat (6/12).

Dengan adanya pengerukan kembali drainase atau saluran pembuang itu diharapkan dapat mencegah langganan banjir yang sering merendam kantor bupati dan puluhan kantor lainnya. Lalu setiap guyuran hujan deras, laju air hujan langsung mengalir ke laut. 

Amatan Media Indonesia dari lokasi, sekitar 2 km drainase di depan Kantor Bupati Pidie dan di pinggir jalur nasional Banda Aceh-Medan sedang dibersihkan menggunakan alat berat. 

Ironisnya ada ratusan meter drainasi tertimbun sedimen lumpur dan sampah plastik itu gagal dikeruk kembali. Puluhan titik yang gagal dibersihkan kembali itu karena terhalang pelat beton depan toko dan berbagai warung tempat jualan. 

Itu karena pelat beton permanen yang di bawahnya penuh sedimen lumpur dan sampah tersebut cukup panjang dan jauh. Kalau plat beton itu tetap terbiarkan tersangkut sampah dan tidak dibersihkan, akhirnya pembersihan sepanjang jalur lainnya menjadi sia-sia.

"Di banyak titik sudah bersih dari sedimen lumpur dan sampah. Lalu di titik tertentu depan toko tidak bisa disedot karena terhalang pelat beton berupa jembatan jalan kaki ke toko. Itu juga air banjir masih terhalang. Tentu perkantoran dan tempat tinggal warga sekitar masih menjadi ancaman banjir. 

"Kalau pemerintah masih lemah menertibkan kenakalan itu. Acaman banjir dan luapan air hingga mengenai kantor jalan nasional, masih menyusul," tutur Abdullah, warga Kota Sigli, Ibu kota Kabupaten Pidie, Aceh. (MR/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya