Menteri PUPR Tinjau Dampak Banjir Bandang Masamba

Suryani Wandari Putri Pertiwi
16/7/2020 19:01
Menteri PUPR Tinjau Dampak Banjir Bandang Masamba
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau lokasi banjir bandang di Masamba, Kabupaten Luwu Utara.(Antara/Abriawan Abhe)

MENTERI Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, meninjau lokasi banjir bandang di wilayah Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Dia ingin melihat sejauh mana upaya penanganan darurat akibat bencana tersebut. Kementerian PUPR bersama tim gabungan telah membuka sebagian akses jalan Masamba-Palopo sepanjang 70 kilometer (km). Sebelumnya, akses jalan sempat terputus akibat banjir disertai lumpur setinggi dua meter.

"Saat ini, ruas jalan Palopo-Masamba yang sudah terbuka bisa ditempuh dengan waktu sekitar 90 menit," ujar Basuki dalam keterangan resmi, Kamis (16/7).

Baca juga: Degradasi Lingkungan Sebabkan Banjir Masamba

Banjir bandang di Luwu Utara terjadi pada Senin (13/7) malam. Bencana itu disebabkan luapan air sungai yang membawa material lumpur dan batang pohon berukuran besar.

Lebih lanjut, Basuki menjelaskan untuk pembersihan lumpur, kementerian mengerahkan 10 unit alat berat, yakni 4 unit excavator, 2 unit dozer dan 4 unit dump truck, ke Desa Radda. Kondisi wilayah itu paling parah terdampak banjir bandang.

Pemerintah juga menyiapkan tiga langkah untuk membantu penanganan darurat banjir bandang di wilayah tersebut. "Pertama, membuka akses konektivitas Palopo-Masamba secepatnya dengan target waktu tiga hari. Khususnya, jalan yang masih tergenang dan tertutup lumpur di Kecamatan Masamba,” papar Basuki.

“Kedua, membersihkan Kecamatan Masamba dan sekitarnya dari lumpur pasir. Ketiga, untuk penanganan permanen, dilakukan normalisasi sungai dengan pengerukan dan perbaikan alur sungai. Serta, pembuatan tanggul sungai dengan struktur permanen," imbuhnya.

Baca juga: Pencarian Korban Banjir Bandang Masamba masih Dilanjutkan

Dia juga menginstruksikan petugas agar lumpur pasir yang dibersihkan dari permukiman, dikumpulkan dan dimanfaatkan menjadi tanggul sementara di bantaran tiga sungai. Sehingga, tidak terjadi luapan material dari sungai saat terjadi hujan di hulu.

"Dari hasil pengamatan, terlihat dampak paling parah dirasakan warga yang berada di bantaran Sungai Radda. Untuk itu, rumah yang berada di bantaran bahkan palung sungai harus direlokasi. Relokasi akan bekerja sama dengan Pemkab Luwu Utara," jelas Basuki.

Selain mengerahkan alat berat, Kementerian PUPR juga mengerahkan mobil tangki air berkapasitas 4.000 liter sebanyak 1 unit, berikut hidran umum berkapasitas 2.000 liter sebanyak 10 unit. Serta, karung sebanyak 1000 lembar dan sembako untuk pengungsi korban bencana banjir.(OL-11)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya