Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Korban Jiwa 24 Orang, Pengungsi di 39 Titik Butuh Air Bersih

Lina Herlina
16/7/2020 11:00
Korban Jiwa 24 Orang, Pengungsi di 39 Titik Butuh Air Bersih
etugas SAR gabungan dan warga mengevakuasi jenazah korban banjir bandang di Desa Radda, Kabupaten Luwu Utara(Antara/Abriawan Abhe)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel) melaporkan korban hilang akibat banjir bandang yang terjadi di enam kecamatan di Luwu Utara mengakibatkan 69 orang hilang. Hingga kini 24 orang di antaranya sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, tapi lima lainnya belum ditemukan.

Hal itu disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Utara, Muslim Muchtar yang mendampingi Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, saat menerima kunjungan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, memantau kondisi pascabanjir di sana.

"Kami bersyukur relawan dari semua kabupaten/kota tetangga sudah datang membantu sejak banjir surut. Dan hari ini, kami masih fokus melakukan pencarian orang hilang. Juga kita fokus pada pembersihan jalur Trans Sulawesi, karena penting untuk mobilisasi logistik, sebagai kebutuhan dasar khususnya para pengungsi," kata Muslim, Kamis (16/7).

Baca juga: Masamba Luwu Utara Masih Berpotensi Hujan

Ia menambahkan ada 4.000 lebih kepala keluarga yang terdampak banjir, sementara ratusan kepala keluarga mengungsi. Tim SAR gabungan membuat 39 titik pengungsian, yang 20 di antaranya sudah disiapkan oleh pemerintah daerah.

"Untuk kondisi sekarang, yang dibutuhkan adalah suplai makanan siap saji dan makanan yang bisa langsung dikonsumsi dalam kurun waktu 2-3 hari ke depan. Karena jika melihat kondisi riil sekarang di lapangan, butuh waktu lama untuk recovery," ungkap Muslim.

Selain itu, kebutuhan mendesak lainnya, lanjutnya, ialah keperluan sanitasi portabel, lampu portabel, dan alat berat PC-100. "Saat ini banyak bantuan alat berat, tapi tidak bisa mendorong material longsor yang cukup tinggi. Kita juga butuh alat isap air karena kebutuhan air bersih sangat mendesak," katanya.

Sementara itu Indah menjelaskan membuka akses daerah yang terisolir terutama jalan nasional Trans Sulawesi menjadi hal utama. "Karena itu mejadi lalu lintas utama dan untuk kegiatan perekonomian, termasuk untuk akses ke lokasi pengungsian," papar Indah.

Karena kondisi jalan belum bisa diakses, maka semua bantuan menggunakan jalur alternatif yang cukup jauh, dengan menggunakan roda dua. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya