Tracing Lingkungan Mampu Redam Penyebaran Covid-19

Heri Susetyo
09/7/2020 11:03
Tracing Lingkungan Mampu Redam Penyebaran Covid-19
Warga Desa Wage, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo melakukan tracing lingkungan mampu meredam penyebaran covid-19(MI/Heri Susetyo)

PEMERINTAH harus melakukan tracing lingkungan dan bukan sekadar tracing medis untuk penanganan penyebaran covid-19 di Indonesia. Upaya meredam penyebaran covid-19 dengan tracing lingkungan ini terbukti berhasil seperti dilakukan di kawasan padat penduduk Desa Wage, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo.

Desa Wage, Kecamatan Taman  pada awalnya sempat menduduki peringkat pertama jumlah penduduk terkonfirmasi covid-19. Ada 40 warga di Desa Wage terkofirmasi covid-19. Hal ini bisa dimaklumi karena Desa Wage adalah kawasan padat penduduk dan dekat dengan pabrik-pabrik besar. Di desa ini banyak rumah kos karena 90% warganya adalah para pendatang dan juga banyak transformers. Transformers ini istilah untuk warga yang tinggal di Sidoarjo, namun bekerja di luar Sidoarjo seperti Surabaya dan kota lainnya.

Di Sidoarjo sendiri angka transformers cukup tinggi dan ini rawan  menularkan covid-19. Selisih penduduk di Sidoarjo saat siang dan malam hari bisa mencapai 600 ribu orang. Sebab banyak warga Sidoarjo yang bekerja di Surabaya saat siang hari, dan kembali ke Sidoarjo saat malam hari.

Namun berkat penanganan yang benar, penyebaran covid-19 di desa ini bisa diredam. Bahkan banyak penderita covid-19 di Desa Wage saat ini sudah sembuh.

Selama dua pekan, Badan Musyawarah Antar Gereja-Lembaga Keagamaan Kristen Indonesia (Bamag-LKKI) menelaah penanganan covid-19 di Desa Wage ini. Salah satu yang membuat desa ini berhasil meredam penyebaran covid-19 dikarenakan bisa melakukan tracing lingkungan.

Dalam tracing lingkungan ini, pemerintah desa sudah melakukan pemetaan wilayah secara lengkap. Di antaranya pemetaan  titik-titik para pendatang (transformers) berdomisili, pemetaan para lansia, hingga pemetaan mereka yang memiliki penyakit bawaan. Sehingga saat muncul penderita covid-19, upaya penanganan bisa dilakukan lebih cepat. Sebab isolasi mandiri segera dilakukan terhadap mereka yang diduga terpapar covid-19.

Ketua Bamag-LKKI Agus Susanto mengatakan pemerintah selama ini cenderung hanya melakukan tracing medis, setelah ditemukan adanya penderita covid-19. Sementara tracing lingkungan yang sebenarnya bisa mengantisipasi penyebaran covid-19, justru tidak terlalu diperhatikan.

"Kalau tracing lingkungan tidak tertangani dengan baik maka angka warga confirm akan semakin tinggi dan kesulitan untuk melakukan penanganan yang baik dan terukur," kata Agus, Kamis (9/7).

Di Desa Wage ini sudah membuktikan bisa meredam covid-19  karena ada penanganan, pengendalian, pengorganisasian warga, dialog, tracing lingkungan dan memiliki data base. Selama ini masih banyak desa yang belum melakukan tracing lingkungan dan tidak memiliki data base akurat. Hal ini mengakibatkan laporan yang disampaikan ke instansi terkait tidak berdasarkan data akurat. Akibatnya keputusan yang diambil juga tidak rasional karena tidak berdasarkan data yang benar.

"Apa yang dilakukan di Desa Wage ini seharusnya menjadi percontohan nasional," kata Agus.

baca juga: Bertambah 70 orang, Kasus Positif Covid-19 di Malut Capai 1.073

Sementara itu Kepala Desa Wage Bambang Heri Setiono mengakui, sebelum tracing wilayah dilakukan, kasus korona terus melonjak.Bahkan sempat menempati urutan pertama di Kecamatan Taman. Pihak desa lantas menjalankan tracing wilayah dan seluruh kawasan yang berpotensi terpapar korona dipetakan. Pihak desa juga tegas terhadap warung kopi atau para penjual makanan yang tidak taat aturan saat pemberlakuan jam malam.

"Kalau jam malam ya harus tutup, kalau bandel kami obrak," kata Bambang.

Saat ini jumlah penderita covid-19 di Sidoarjo terus bertambah mencapai 2.166 orang positif. Jumlah pasien meninggal 131 orang danyang sembuh 356 orang. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya