Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Jembatan Ambruk, Warga Nekat Seberangi Sungai Pakai Rakit

Adi Kristiadi
23/6/2020 20:56
Jembatan Ambruk, Warga Nekat Seberangi Sungai Pakai Rakit
Seberangi sungai pakai rakit bambu(Mi/Adi Kristiadi)

SEBAGIAN besar masyarakat di Desa Sindangasih dan Desa Cayur, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya, nekat mnyeberangi Sungai Cimedang menggunakan rakit bambu, lantaran jembatan yang ada ambruk diterjang banjir pekan lalu.

"Jembatan darurat memakai rakit yang ditarik oleh tambang tersebut terpaksa dibuat untuk membantu warga menyeberang aliran sungai setelah jembatan permanen ambruk akibat banjir bandang. Kami sudah berkoordinasi dan sudah mengajukan pembangunan jembatan permanen dibangun kembali," kata, Camat Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya, Maman Rahman Effendi, di lokasi kejadian, Selasa (23/6).

Maman mengatakan, warga lebih memilihnya memakai jembatan darurat untuk melewati Sungai Cimedang, karena lebih cepat dan tak membutuhkan waktu lama dengan memutar melalui jalur alternatif sejauh 15 kilometer melewati perbatasan Tasikmalaya arah Pangandaran.

Untuk kelancaran petugas mulai dari BPBD, Polri, TNI, Tagana dan lainnya tetap bersiaga setiap harinya  membantu proses menyeberangi sungai oleh warga.

Baca juga : Polisi Tangkap Pegawai Dishub Kota Tasimalaya yang Edarkan Sabu

"Proses penyeberangan sungai dibuat secara alternatif warga karena selama ini terdapat 6.000 warga di dua desa tersebut supaya tak memutar arah. Kalau lewat Salopa berjarak 10 kilometer, Pancatengah 15 kilometer dan ke Pangandaran 20 kilometer. Masyarakat juga berharap agar jembatan bisa segera dibangun kembali, supaya kembali normal seperti biasa," ujarnya.

Sementara itu, Ai Masitoh, 45, warga setempat mengungkapkan, selama melintasi Sungai Cimedang semuanya juga merasa ketakutan karena naik bambu rakit baru pertama kalinya. Namun, selama menyeberangi sungai tubuh juga bergetar dan semua hanya bisa duduk berdiam karena derasnya air sungai terasa di depannya.

"Warga memang selama ini baru pertama kali melintasi sungai dalam kondisi air deras dan merasa takut, tapi harus gimana lagi dengan kondisi sekarang terutama keluarga. Jika akan menggunakan jalan alternatif kondisinya juga jauh dan bisa mengeluarkan uang besar, saya berharap agar pemerintah segera membangun kembali," pungkasnya. (OL-2)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya