Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Zona Merah Bikin Kepala Daerah Enggan Lakukan Rapid Test

Akhmad Safuan
18/6/2020 10:16
Zona Merah Bikin Kepala Daerah Enggan Lakukan Rapid Test
Provinsi Jawa Tengah masih memiliki lima daerah zona merah covid-19.(MI/Widjajadi )

HINGGA saat ini masih ada kepala daerah di Jawa Tengah yang enggan melakukan rapid test dan swab test massal karena khawatir ditemukan banyak kasus positif covid-19. Seperti diungkapkan oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi saat menghubungi dua kepala daerah menyebutkan ada kegalauan di kalangan kepala daerah untuk melaksanakan rapid test. Khawatir jumlah warga positif akan bertambah. 

"Saya hubungi dua kepala daerah, mereka mengaku galau untuk lakukan rapid test dan swab massal karena khawatir angka covid-19 membengkak," kata Hendrar Prihadi tanpa mau menyebutkan dua kepala daerah yang dimaksud, Kamis (18/6).

Menurut Hendrar, kedua daerah itu sebetulnya sudah tidak masuk status merah. Namun Pemprov Jawa Tengah masih melabelkan status merah. 

"Ya berterimakasih kepada Pak Gubernur atas peringatan tersebut," jelasnya.

Lima daerah di Jawa Tengah yang masih masuk dalam zona merah adalah Kota Semarang, Demak, Magelang, Kendal dan Temanggung. Status zona merah ini ternyata membuat galau kepala daerah. 

Adapun Kota Semarang yang masih banyak kasus covid-19 yang terdeteksi, menurut Hendrar tidaklah terlalu mengkhawatirkan. Alasannya karena diimbangi dengan penanganan yang cepat sehingga korona segera dapat diatasi dalam waktu singkat. 

"Kita tetap akan terus lakukan test rapid dan swab secara massal untuk mempercepat penanganan," imbuhnya.

Ia mengatakan saat ini tempat karantina di Aula Rumah Dinas Wali Kota Semarang yang tersedia 95 kamar sudah penuh. Sebagian warga yang terpapar covid-19 digeser ke Gedung Diklat untuk menjalani karantina dan perawatan lanjutan sebelum dinyatakan sembuh.

Sementara itu Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Demak Singgih Setyono mengaku khawatir dengan perkembangan korona di daerahnya. Masih banyak 
warga bandel dan tidak mematuhi protokol kesehatan dengan berkerumun dalam jumlah besar serta tidak bermasker di tempat umum.

"Masih menjadi zona merah dan masih ditemukan banyak warga berkerumun tidak memakai masker. Edukasi kesehatan terus kita lakukan termasuk menutup pasar untuk menekan penyebaran," kata Singgih.

Dia menambahkan rapid test massal dilakukan di Pasar Sayung ditemukan 7 warga reaktif covid-19 dan satu di antara positif covid-19. Sejak kasus itu, Pasar Sayung hanya dibuka satu pintu dan pengunjung serta pembeli wajib memakai masker. (OL-3)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya