Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Guru di Bima Bagikan Sembako sembari Mengajar

Atikah Ishmah Winahyu
08/5/2020 00:05
Guru di Bima Bagikan Sembako sembari Mengajar
Ilustrasi belajar di rumah(MI/ Agung Wibowo)

SEJUMLAH sekolah di Tanah Air diketahui tidak dapat menggelar pembelajaran daring selama pandemi covid-19 karena beragam kendala. 

SMKN 1 Palibelo di Bima, misalnya, tidak menggelar pembelajaran daring meski Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan relaksasi penggunaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) untuk membeli kuota internet bagi siswa dan guru.

Wakil Kepala SMKN 1 Palibelo Eka Ilham mengungkapkan, sekolahnya tidak dapat melakukan pembelajaran daring karena kesulitan menjangkau jaringan internet, kompetensi guru yang belum memadai, dan sebagian besar siswa memiliki latar belakang ekonomi yang cukup rendah sehingga mereka tidak memiliki fasilitas pendukung pembelajaran seperti gawai.

“Pada awalnya proses pembelajaran darig di sekolah kami dilakukan melalui WhatsApp. Para gurunya meminta siswa mengerjakan tugas melalui WA, namun tidak optimal dalam perjalanan karena pertama, kendala jaringan internet, kedua tidak semua siswa kami memiliki smartphone. Mereka berpikir untuk belajar saja terbatas, kondisi orang tua yang terbatas dari sisi ekonomi tidak menunjang mereka untuk melakukan proses pembelajaran online,” ungkap Eka Ilham dalam diskusi online, Kamis (7/5).

Eka menuturkan, karena keterbatasan jaringan maupun biaya, sekolahnya pun tetap mengadakan pembelajaran dengan sistem home visit atau berkunjung ke rumah siswa secara langsung. Wali kelas mengunjungi siswanya dan melakukan pembelajaran offline dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan selama pandemi covid-19.

“Mau tidak mau guru, dalam hal ini wali kelas mengunjungi siswa. Di sini kami lebih banyak menggunakan pembelajaran offline. Memantau yang sifatnya penugasan yang di mana penugasan-penugasan itu selama masa pandemi ini mereka sifatnya telling story. Mereka dapat menceritakan kembali apa yang mereka lakukan selama pandemi. Ini hal-hal kecil yang kami lakukan di daerah kami,” terang Eka.

Dia menambahkan, 99% siswa di sekolahnya berasal dari keluarga kurang mampu yang orang tuanya berprofesi sebagai petani hingga tukang ojek. Karena memahami kondisi tersebut, guru SMKN 1 Palibelo pun melakukan home visit sembari membagikan paket sembako bagi keluarga siswa.

“Sekolah kami ketika home visit ke siswa, cenderung memberikan paket sembako untuk orang tua siswa karena kami memahami kondisi dan keadaan di lapangan tidak memungkinkan bagi siswa dan orang tuanya,” pungkasnya. (OL-8).



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik