Headline

Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.

Fokus

Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.

Susahnya Ibu Melahirkan di Saat Wabah Covid-19

Dwi Apriyani
20/4/2020 12:04
Susahnya Ibu Melahirkan di Saat Wabah Covid-19
Juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Sumsel, Yusri(MI/Dwi Apriani )

PANDEMI virus korona baru membuat banyak orang mengalami kesulitan. Bukan hanya kesulitan ekonomi, namun juga dalam segala hal. Seorang ibu bernama DI (32 tahun), warga Musi Rawas Utara dinyatakan positif covid-19 saat melakukan rapid test. Padahal ia hendak melahirkan buah hatinya. Dan parahnya, sang ibu tidak bisa melahirkan normal dan terpaksa melakukan caesar. Juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Musi Rawas Utara, Susyanto mengatakan, DI merupakan warga Musi Rawas Utara dan semula hendak melahirkan di RSUD Rupit.

Namun, karena prosesnya diharuskan caesar maka diminta untuk menuju rumah sakit di Kota Lubuklinggau. Lalu, saat tiba di salah satu rumah sakit swasta di Lubuklinggau, yang bersangkuatan terlebih dahulu menjalani rapid test. Hal ini sesuai dengan prosedur standar saat ini sebelum diputuskan menjalankan operasi terhadap pasien.

"Hasil rapid test itu ternyata, pasien positif terindikasi Covid-19. Lalu, rumah sakit yang bersangkutan merasa tidak mampu dan meminta pasien pindah ke rumah sakit lainnya," kata Susyanto, Senin (20/4).

Ia melanjutkan, pasien kemudian diterima dan menjalani operasi caesar di RS Siloam Lubuklinggau, dan melahirkan seorang bayi laki-laki. Ibu dan anak ini pun saat ini dalam kondisi sehat, dan anaknya juga sempat dilakukan rapid test namun hasilnya negatif.

"Sementara untuk ibunya sudah diambil swab untuk pemeriksaan lanjutan. Jadi sifatnya baru terindikasi saja berdasarkan hasil rapid test," katanya.

Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Sumsel, Yusri, mengatakan wanita yang terindikasi covid-19 dan menjalani proses persalinan di rumah sakit Lubuklinggau itu saat ini belum tercatat sebagai ODP maupun PDP.

"Hasil positif itu kan dari rapid test, jadi belum tentu nantinya dia positif terpapar covid-19," katanya.

baca juga: Petugas Posko Covid-19 Harus Tegas Tapi Tidak Berlebihan

Ia menambahkan rapid test pada dasarnya hanya mendeteksi adanya anti bodi di tubuh sesorang, dengan akurasi tak lebih dari 60 persen. Menurutnya, rapid test hanya digunakan sebagai screening awal untuk memerika dugaan pasien terjangkit covid-19.

"Setelah rapid test maka akan dilanjutkan dengan swab test atau PCR. Jika nanti hasilnya negatif, maka pasien itu artinya tidak terpapar covid-19," tandasnya. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya