Mahasiswa Nekat Mudik Setelah Temannya Meninggal Karena Korona

Alexander P Taum
14/4/2020 10:06
Mahasiswa Nekat Mudik Setelah Temannya Meninggal Karena Korona
Bupati Lembata, Eliazer Yentji Sunur(MI/Alex P Taum )

SEORANG mahasiswa asal Lembata, yang  sedang mengenyam pendidikan di Yogyakarta  memilih mudik ke Lembata melalui jalur tikus. Ia nekat pulang ke Lembata setelah teman satu kosnya di Yogyakarta meninggal karena virus korona. Menyusul kebijakan Pemkot Yogyakarta yang merumahkan semua mahasiswa. Ia kemudian mudik ke Lembata. Namun sesampai di Lembata, keluarganya menolak karena takut ketularan virus korona dari pemudik.

"Ada satu orang di sini yang datang dari Yogyakarta karena teman satu kos meninggal akibat covid-19. Sekarang kita bawa orangnya untuk menjalani karantina. Kita tidak mau kejadian seperti di Kupang terjadi di sini. Isolasikan supaya benar-benar kita isolir wabah ini, dan tidak kemana-mana," kata Bupati Lembata, Eliazer Yentji Sunur, Selasa (14/4).

Sementara, Sekretaris Daerah Kabupaten Lembata, Paskalis Tapobali menjelaskan, Pemkab Lembata telah menyiapkan tiga lokasi karantina untuk para pemudik yang datang ke kampung halaman di tengah wabah virus korona. 

"Jadi lokasi karantina ini kita akan lakukan seluruh protokol kesehatan guna mencegah penularan wabah ini," ujar Sekda Lembata, Paskalis Tapobali. 

baca juga: PUPR Alihfungsi Rusunawa di Lombok Timur untuk Isolasi Covid-19

Tiga lokasi karantina tersebut yakni Puskesmas Lewoleba di Desa Pada dan Puskesmas Meru di Desa Balauring. Sementara Gerai Maritim di Pantai Harnus sebagai cadangan. 

"Fasilitas sedang dipersiapkan. Ini merupakan  tindakan antisipatif, karena kita tidak tahu kapan wabah ini akan berakhir. Sekalipun ada yang nyinyir bahwa tindakan ini tidak berguna dan terkesan boros," tambahnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya