Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Tegal Isolasi Wilayah, Pembayaran Perbankan Aman dan Lancar

Supardji Rasban
31/3/2020 07:19
 Tegal Isolasi Wilayah, Pembayaran Perbankan Aman dan Lancar
Pemasangan beton isolasi wilayah Kota Tegal, Jawa Tengah, Minggu (29/3/2020).(ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

PERWAKILAN Bank Indonesia/BI Tegal Jawa Tengah meyakinkan masyarakat bahwa sistem pembayaran tetap berjalan lancar di tengah kebijakan isolasi wilayah yang ditempuh oleh Pemerintah Kota Tegal, terkait pandemi Covid-19. Perwakilan BI Tegal wilayahnya meliputi eks Karesidenan Pekalongan yakni Kota/Kabupaten Tegal, Brebes, Pemalang dan Pekalongan.
     
Dalam rilis yang diterima mediaindonesia.com, Selasa (31/3), BI Tegal senantiasa berkoordinasi dengan gugus tugas penanganan dan pencegahan penyebaran Virus Covid-19, Kepolisian dan Dinas Perhubungan di Kota Tegal untuk menjaga kelancaran tugas kritikal di bidang sistem pembayaran baik tunai dan non tunai. Di tengah situasi pandemik, BI Tegal terus berkoordinasi dan berupaya untuk menjaga sistem pembayaran di Kota Tegal dan di eks-Karesidenan Pekalongan dapat berjalan lancar dan tidak terganggu, meskipun jadwal kegiatan operasional dan layanan publik perbankan telah dipersingkat sejak pengumuman pemerintah untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 pada 17 Maret-29 Mei 2020.
     
Langkah nyata yang telah dilakukan oleh Kantor Perwakilan BI Tegal dalam mendukung upaya pemerintah untuk mengantisipasi penyebaran virus Covid-19 antara lain melakukan social and physical distancing dengan menunda dan menghentikan jadwal kegiatan layanan kas keliling dalam kota Tegal, maupun di wilayah eks-Karesidenan Pekalongan untuk sementara waktu.

Selain itu, melakukan karantina selama 14 (empat belas) hari terhadap setoran uang dari perbankan yang masuk ke Bank Indonesia dan dilakukan penyemprotan disinfektan secara berkala. Selanjutnya, BI Tegal mengeluarkan uang hasil cetak sempurna yang terjamin kebersihannya untuk diedarkan kepada masyarakat melalui perbankan secara tunai maupun untuk pemenuhan di mesin ATM yang dimiliki oleh bank umum.
    
Bank Indonesia telah menyediakan kebutuhan uang untuk masyarakat, termasuk dalam rangka percepatan pencairan bantuan sosial pemerintah. Menyediakan uang Rupiah dalam jumlah dan pecahan yang cukup sehingga masyarakat tidak perlu panik terhadap ketersediaan uang yang diedarkan. Perwakilan BI Tegal juga mewajibkan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas layanan di Bank Indonesia Tegal dan Perbankan di Eks-Karesidenan Pekalongan, minimal menggunakan masker, sarung tangan, selalu menjaga kebersihan melalui test pemindaian suhu badan dan menggunakan hand sanitizer. 

"Prinsip menjaga Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi standar prioritas dalam memberikan layanan pembayaran tunai," ujar Asisten Direktur Perwakilan BI Tegal, Dody Nugraha.
     
Dody menyebut pelaksanakan Work From Home (WFH) bagi pegawai BI Tegal dengan porsi mencapai 50% dari seluruh total pegawai dengan tujuan membatasi mobilitas, melindungi pegawai, menjaga kesehatan agar tetap produktif. 


Dody menghimbau masyarakat supaya memaksimalkan transaksi non tunai (Tranfers, RTGS, Kliring, menggunakan pembayaran QRIS (Quick Respon Indonesia Standart) yang baru saja diluncurkan, phone banking, internet banking, maupun aplikasi pembayaran lain yang sudah banyak dipergunakan oleh masyarakat. Dia menjelaskan untuk mencukupi kebutuhan uang bagi masyarakat di eks-Karesidenan Pekalongan, BI Tegal menyiapkan kebutuhan uang sampai akhir 2020 sebesar Rp15,1 triliun.

baca juga: Pekanbaru Siapkan 180 Kamar Rusunawa Untuk Karantina TKI


Dari jumlah tersebut, Rp2,9 triliun atau sebesar 20% telah diedarkan melalui penukaran masyarakat sebelum wabah virus Covid-19 dan penarikan oleh perbankan. Menurut Dody Gubernur BI Perry Warjiyo, telah menyampaikan berbagai upaya menjaga perekonomian Indonesia tetap stabil melalui kebijakan moneter, sistem pembayaran dan menjaga stabilitas sistem keuangan.
     
"Antara lain melalui penurunan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) dari 4,75% menjadi 4,5%, menjaga likuiditas dan cadangan devisa US$ 130,4 miliar cukup untuk memenuhi kebutuhan impor 7,7 bulan atau di atas standar Internasional yaitu 3 bulan impor," pungkasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya